Jumat 09 Oct 2020 01:41 WIB

Polisi Amankan 296 Pelajar yang Hendak Demo ke Istana

Polisi juga menggelar rapid test bagi pelajar yang diamankan karena demo UU Ciptaker

Aparat Polda Banten mendata puluhan pelajar yang terjaring saat akan menuju Jakarta untuk mengikuti aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di halaman Mapolda Banten di Serang, Kamis (8/10/2020). Polisi mengamankan 59 pelajar asal Serang di Terminal Pakupatan saat mereka akan menumpang bus tujuan Jakarta untuk mengikuti aksi demo di Gedung DPR setelah mendapat ajakan melalui media sosial.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Aparat Polda Banten mendata puluhan pelajar yang terjaring saat akan menuju Jakarta untuk mengikuti aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di halaman Mapolda Banten di Serang, Kamis (8/10/2020). Polisi mengamankan 59 pelajar asal Serang di Terminal Pakupatan saat mereka akan menumpang bus tujuan Jakarta untuk mengikuti aksi demo di Gedung DPR setelah mendapat ajakan melalui media sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Jakarta Utara mengamankan 296 pelajar yang hendak mengikuti demonstrasi menolak pengesahaan Undang-Undang Cipta Kerja di kawasan Istana Negara, Kamis (9/10).

Kasubag Humas Polres Jakarta Utara Kompol Sungkono menyatakan ratusan pelajar dari berbagai sekolah di Jakarta dan luar ibu kota itu dihentikan petugas saat melintasi sejumlah titik di wilayah Polres Jakarta Utara.

"Kami langsung melakukan 'rapid test' kepada para pelajar tersebut. Semuanya hasilnya negatif," ujar Sungkono di Jakarta, Kamis (8/10) malam.

Ratusan pelajar itu dikumpulkan di halaman Mapolres Jakarta Utara dengan mengenakan masker sesuai dengan tuntutan protokol kesehatan. Mereka terlihat berbaris dengan tidak menggunakan baju sambil menunggu jemputan dari keluarga mereka.

Di saat bersamaan, salah seorang ibu dari pelajar itu sempat bersitegang dengan kepolisian ketika hendak menjemput anaknya.  Petugas jaga Mapolres Metro Jakarta Utara Brigadir Rudy Haryadi mengatakan wanita tersebut ingin secepatnya menemui dan menjemput anaknya yang berinisial R. 

"Saya sudah arahkan untuk menunggu di luar karena sedang didata," ujar Rudi.

Namun, ibu tersebut tidak hendak menerima penjelasan polisi itu. Dia kemudian berteriak histeris dan terus meminta bertemu dengan anaknya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement