REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Polrestabes Makassar dan jajarannya mengamankan 220 orang pengunjuk rasa tolak Undang-undang Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) yang berujung bentrok dengan aparat. Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam mengatakan semua pengunjuk rasa yang diamankan didata kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan cepat (rapid test)Covid-19.
"Sekarang kita sudah amankan beberapa pengunjuk rasa dan kita lakukan rapid dan tes urine serta nantinya ditindaklanjuti sesuai protokol kesehatan," ujarnya, Jumat.
Merdisyam mengatakan selain mengamankan para pengunjuk rasa anarkis, dirinya juga menyempatkan waktu untuk mengunjungi anggotanya yang sedang bertugas di lapangan. Dirinya juga mendatangi beberapa personel yang terluka dalam insiden unjuk rasa anarkis tersebut. Tiga di antaranya terluka karena lemparan batu dan terkena anak panah serta beberapa fasilitas umum lainnya yang rusak parah.
Mapolsek Rappocini pada Kamis (8/10) malam juga dilempari batu oleh mahasiswa karena ada beberapa mahasiswa yang diamankan. Selain itu Pos Lalulintas di Jalan Pettarani juga dibakar.
Meskipun beberapa titik kejadian terjadi kericuhan, namun Merdisyam memastikan situasi keamanan dan stabilitas di Makassar masih cukup kondusif dan terkendali. "Hingga malam hari saya berkeliling mengunjungi beberapa lokasi dan anggota untuk mengecek semuanya. Yang pasti hingga saat ini semuanya masih aman, kondusif, dan terkendali," katanya.