REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dunia modern, aktivitas yang semakin padat, membuat kita harus ekstra cepat dan bergegas dalam melakukan berbagai hal. Tidak terkecuali dengan ibadah, seringkali kekhusyukan hilang karena terus berkejaran dengan waktu.
Jadi kapan kalian terakhir kali merasakan kekhusyuan ketika sholat? Berikut ini, ada hal- hal yang bisa mengembalikan kekhusuan itu, dilansir dari About Islam, Kamis (8/10).
1. Rasa syukur
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa tidak bersyukur untuk hal-hal kecil tidak akan bersyukur untuk hal-hal besar.” (Shahih At-Targheeb oleh Al-Albani 976)
Para ahli menyatakan, jika kita terus bekerja dengan kecepatan terus menerus maka akan semakin berorientasi pada pekerjaan tersebut. Ini membuat kita bahkan tidak lagi memiliki kesempatan untuk menikmati kebahagiaan bahkan dari yang kecil.
2. Refleksi diri dengan paham lebih dalam
Banyak ayat dalam Alquran yang menyuruh kita agar membaca, merenungkan, dan memahami. Menurut para peneliti, hal ini dapat mengubah cara berpikir seseorang. Informasi yang diperoleh dengan mudah membuat orang-orang malas menggali lebih dalam. Mereka lebih suka menyalin tanpa mencari pemahaman lebih. Padahal banyak informasi yang justru mengarah pada pembodohan.
Kehidupan yang menuntut serba cepat seolah menuntun menuju sebuah kesuksesan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kehidupan kota yang amat cepat erat kaitannya juga dengan peningkatan tingkat depresi, kecemasan, dan psikosis, dengan gangguan mood 39 persen lebih banyak dan gangguan kecemasan 21 persen lebih banyak.
3. Memfokuskan diri
Tanpa fokus, iman kita dalam bahaya. Karena jika kita memiliki masalah besar dengan memfokuskan diri, maka bisa jadi sholat kita juga bermasalah, karena kurang khusyuk.
Khusuk adalah inti dari sholat. Ibnu Katheer berkata, "Khusuk bisa muncul saat seseorang mengosongkan hatinya ketika sholat dan hanya fokus untuk sholat dan tidak memikirkan hal lainnya ..."
Sehingga apabila kita dapat fokus saat sholat maka sholat kita akan khusyuk dan apabila sholat kita khusyuk maka jiwa kita akan bisa terhubung baik dengan Allah.
4. Khusyuk dalam suasana hening
Melalui lensa psikologi, berdoa adalah salah satu bentuk meditasi yang menempatkan otak dalam kondisi gelombang otak alfa (khusus). Keadaan ini meningkatkan konsentrasi, menginspirasi kreativitas, dan menyebabkan keadaan relaksasi yang dalam.
Dalam dunia psikilogi, seorang klien dalam terapinya seringkali membutuhkan kondisi khusus untuk bisa terhubung dengan pikiran bawah sadar mereka. Seorang terapis biasanya akan menciptakan suasana keheningan sehingga klien tidak akan bisa teralihkan konsentrasinya.
Begitu juga dalam beribadah harus dalam suasana hening. Seorang muslim harus memilih tempat yang tenang, tidak menyalakan TV dan bisa menitipkan bayi kepada suami sampai ibadah sholat selesai.
5. Gunakan gerakan lambat
Selama terapi, postur tubuh klien menunjukkan relaksasi. Mereka sering memusatkan perhatian pada titik tertentu untuk menjangkau lebih dalam ke dalam diri mereka sendiri. Saat itu terjadi, maka ucapan dan gerak tubuh akan melambat. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa klien telah memasuki ruangan pikiran bawah sadarnya.
Begitu juga dalam sholat. Bergeraklah secara perlahan dan fokuskan mata pada satu titik di atas sajadah. Terapkan tuma'ninah di setiap posisi.