Kamis 15 Oct 2020 17:09 WIB

 La Nina, Ridwan Kamil Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Jabar

Mayoritas kebencanaan di Jawa Barat berkaitan dengan hidrologis urusan air.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ridwan Kamil menyatakan, tingkat kebencanaan di Provinsi Jawa Barat, sangat tinggi. Dia menyebit, hampir 1.500 sampai 2.000 bencana terjadi di sejumlah daerah di Jabar setiap tahun.

"Kalau dibagi 365 hari itu, kaya makan obat sehari tiga kali. Dan mayoritas kebencanaan di Jawa Barat berkaitan dengan hidrologis urusan air," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (15/10).

Apalagi, kata dia, menghadapi La Nina tahun ini masyarakat Jabar harus waspada karena bencana bisa meningkat. "Apalagi La Nina, maka intensitas kewaspadaan kita Insya Allah lebih meningkat jadi yang terjadi di Tasik itu itu mewakili apa yang sedang dan akan terjadi sampai Desember," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya sudah mengirimkan himbauan arahan ke wali kota dan bupati agar posisinya siaga 1 menginformasikan. "Yang bantaran sungai, yang kadang-kadang ada cuaca dari BMKG, yang kira-kira ada potensi, agar diterjemahkan sebagai kesiagaan," katanya.

Emil menjelaskan, bencana di Jabar memang berkaitan dengan hidrologis atau urusan air. Yakni, daerah tengah ke utara yang datar banjir, daerah tengah ke selatan longsor. Tapi, semuanya sumbernya air.

Oleh karena itu, kata dia, salah satu respons Jawa Barat tahun ini berhasil melahirkan cetak biru namanya Jabar tangguh provinsi tangguh bencana yang bahasa Inggrisnya West Java Resilience Province. "Di dalamnya itu mengandung persiapan-persiapan anggaran edukasi kepada anak sekolah sampai orang dewasa kesiapsiagaan kedaruratan jaringan dan lain-lain," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement