REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak sisi dalam bidang pemasaran. Pemasaran digital yang mungkin selama ini belum masih menjadi pilihan kedua pelaku usaha, berubah posisinya menjadi pilihan utama memasarkan produk.
Alya Mirza dari Divisi Pelatihan dan Pendidikan Konsultan Pemasaran MarkPlus Institute mengatakan, data menunjukkan pemanfaatan media digital saat pandemi naik 60 persen. Selain itu, belanja daring turut mengalami peningkatan pesat.
"Data ini semakin melegitimasi perlunya menggunakan media sosial. Lalu, ada peningkatan lebih dari 100 persen untuk belanja daring pada masa pandemi," kata Alya dalam lokakarya daring Ibisma Universitas Islam Indonesia (UII) Jumat (9/10).
Sederhananya, terdapat empat tahap konsumen dalam berbelanja daring yang perlu diperhatikan pelaku bisnis dari melihat, tertarik, transaksi dan peduli. Usai melihat dan tertarik, bila produknya sesuai kriteria akan terjadi transaksi.
Saat pembeli merasa puas atas produk atau pelayanan yang diberikan, sebagian orang senang hati mengulas, memberi testimoni yang bagus. Meski begitu, kadang mereka yang memberi testimoni baik kalah banyak dengan mereka yang mengeluh.
Namun, pelaku bisnis harus tetap memperhatikan empat tahap tersebut. Kemudian, integrasi media sosial ke website, toko-toko marketplace dan Google Business menjadi kunci yang mendukung jalannya tahapan-tahapan tersebut.
Selain itu, pelaku bisnis perlu memahami pemasaran konten dan optimalisasinya. Ia menekankan, tujuan pemasaran konten memperoleh potensi pelanggan, kemudian membuat produk-produk yang kita tawarkan jauh lebih menarik.
"Bagaimana kita bisa menceritakan alasan kenapa mereka harus membeli produk kita. Intinya, harus bisa menarik penonton yang tepat sasaran," ujar Alya.