REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Dr Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, wisatawan yang ingin berlibur terlebih dahulu harus mengetahui zona daerah tujuan wisata. Ketahui apakah zonanya hijau, kuning, oranye atau merah sehingga bisa mengantisipasi penularan Covid-19.
"Pertama, kita harus tahu pergi ke mana. Kalau kita pergi ke kabupaten atau kota zona hijau berarti aman," kata dr Tri saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dengan mengetahui zona Covid-19 suatu daerah, maka masyarakat yang ingin berlibur bisa mengantisipasi sedini mungkin dan menghindari daerah zona oranye, apalagi merah. Dr Tri menegaskan, masyarakat yang tetap melakukan wisata atau berlibur ke zona oranye atau merah, akan memiliki risiko tertular Covid-19 yang jauh lebih tinggi, meskipun hanya sebatas jalan-jalan biasa atau mengunjungi pusat perbelanjaan.
"Bahkan ke zona oranye pun kita tetap berisiko terpapar. Oleh sebab itu, sebaiknya ke zona kuning atau hijau," katanya.
Meskipun demikian, dr Tri mengingatkan masyarakat yang ingin liburan agar tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak fisik, serta rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir. Sementara itu, pimpinan yayasan Al-Fachriyah Habib Salim Jindan yang juga salah seorang pemateri mengatakan, setiap agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia sejatinya mengajarkan tentang kebersihan dan menjaga keimanan.
Habib Salim mengatakan, agama Islam juga mengajarkan tentang kebersihan. Bahkan, sejak kecil anak-anak sudah diajarkan oleh orang tuanya untuk menjaga kebersihan, misalnya cuci kaki dan menggosok gigi sebelum tidur. Bahkan, setelah bangun tidur pun harus menjaga kebersihan.
"Agama Islam juga mengajarkan cara makan, bahkan beradaptasi dengan lingkungan supaya mengutamakan kebersihan," katanya.