Kamis 22 Oct 2020 16:36 WIB

Gelombang Kedua, Penjualan Disinfektan Melonjak di Jerman

Penjualan disinfektan naik 62 persen, dan penjualan tisu toilet naik 90 persen.

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolandha
Bangunan kawasan perbankan terlihat di Frankfurt, Jerman, Kamis, 17 September 2020. Penjualan tisu toilet dan disinfekan kembali meningkat di Jerman, seperti dilaporkan kantor statistik negara itu pada Kamis (22/10).
Foto: AP/Michael Probst
Bangunan kawasan perbankan terlihat di Frankfurt, Jerman, Kamis, 17 September 2020. Penjualan tisu toilet dan disinfekan kembali meningkat di Jerman, seperti dilaporkan kantor statistik negara itu pada Kamis (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Penjualan tisu toilet dan disinfekan kembali meningkat di Jerman, seperti dilaporkan kantor statistik negara itu pada Kamis (22/10). Hal ini diyakini terjadi karena gelombang kedua wabah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang sedang terjadi. 

“Pembelian ‘hamster’ dimulai lagi,” ujar kantor statistik Jerman melalui jejaring sosial Twitter pada Kamis (22/10). 

Hamster adalah frasa dalam bahasa Jerman untuk pembelian atau penimbunan produk yang dilakukan orang-orang karena panik. Penjualan tisu toilet melonjak 89,9 persen pada pekan lalu jika dibandingkan dengan tingkat sebelum krisis.

Sementara penjualan disinfektan naik 72,5 persen dan sabun juga meningkat 62,3 persen. Jerman dinilai jukup berhasil dalam mengatasi pandemi Covid-19 dibandingkan negara-negara besar Eropa lainnya seperti Inggris dan Prancis. Namun, di sana, julah kasus infeksi virus corona jenis baru telah mengsalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. 

Pada Kamis (22/10) hari ini, Jerman untuk pertama kalinya melapokkan lebih dari 10.000 kasus Covid-19 harian terbaru. Secara keseluruhan, negara itu mengkonfirmasi 391.355 kasus dan 9.999 kematian akibat penyakit wabah ini. Sementara. Jumlah pasien yang dimyatakan sembuh adalah 302.100 orang.

Data yang dirilis pada April menunjukkan bahwa menimbun kebutuhan sehari-hari menjelang aturan pembatasan atau lockdown (karantina wilayah) di Jerman diberlakukan telah menyebabkan penjualan ritel di negara melonjak jauh melampaui ekspektasi dibandingkan pada Februari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement