REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antoine Griezmann masih kesulitan untuk menemukan bentuk permainan terbaiknya bersama Barcelona. Sejak didatangkan dari Atletico Madrid pada musim panas 2019 lalu, kiprah Griezmann justru semakin terbenam di Estadio Camp Nou.
Kembalinya Griezmann menuju level terbaiknya jelas sangat dinanti para rekan setim serta penggemar berat Barcelona. Namun, hingga musim keduanya menjadi bagian Los Cules, penyerang asal Prancis itu tak kunjung menunjukkan kontirbusi positif.
Hal itu juga disoroti oleh mantan pelatih timnas Indonesia Luis Milla. Milla mengidentifikasi beberapa masalah yang membuat karier Griezmann terhambat saat bermain untuk Barcelona.
"Masalah Griezmann adalah soal adaptasi dengan pola bermain Barcelona," jelas Milla dalam sesi webinar yang bertajuk El Clasico Season 90, Kamis (22/10).
Dari aspek teknis, kata Milla, Griezmann merupakan salah satu penyerang kelas wahid di dunia. Namanya mentereng karena sukses di Atletico dan mengantarkan timnas Prancis juara Piala Dunia 2018 lalu. Akan tetapi, kata Milla, Griezmann kesulitan dengan gaya bermain kaki ke kaki, umpan pendek, yang menjadi filosofi Los Azulgrana. Untuk itu, Milla memberi saran eks penyerang Real Sociedad harus beradaptasi dengan hal tersebut.
"Bukan Barcelona yang harus beradaptasi dengan karakter bermainnya, sebaliknya, Griezmann yang harus menyesuaikan gaya bermain dengan tim," sambung Milla yang pernah memperkuat Barcelona dan Real Madrid.
Griezmann tampil sebanyak 52 kali di semua kompetisi. Namun ia baru mencatat 15 gol untuk Los Cules. Bahkan potret buram masa depan Griezmann di Camp Nou semakin terlihat manakala pemilik nomor punggung 7 Barcelona itu sama sekali belum mencatatkan sebiji gol.
Pada beberapa kesempatan di bawah pelatih Ronald Koeman, Griezmann kerap dimainkan sebagai inverted winger, alias penyerang sayap dengan posisi berlawanan dengan kaki utama. Griezmann yang banyak menggunakan kaki kiri ditempatkan di kanan. Ia juga dicoba sebagai target man. Namun sejauh ini hasil itu terlihat kurang memuaskan. Apalagi, sejak awal 2020/2021, Koeman lebih mempercayai dua wonderkid mereka yakni Ansu Fati dan Pedri.