REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Jumlah akumulatif kasus COVID-19 di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, bertambah 21 orang menjadi total 1.059 kasus menurut data Dinas Kesehatan setempat pada Jumat malam.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina, bertambahnya 21 kasus COVID-19 di Boyolali tersebut sebanyak Sembilan di antaranya, merupakan penularan dari kasus sebelumnya.
Ratri S Survivalina mengatakan dari sebanyak 1.059 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut dengan rincian sebanyak 76 kasus masih dirawat di rumah sakit, 74 kasus masih menjalani isolasi mandiri, sebanyak 8678 kasus sudah dinyatakan sembuh dan 42 kasus meninggal dunia.
Ratri menjelaskan kasus konfirmasi positif COVID-19 ke-1.039 yakni inisial SYT asal Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Boyolali. Dia terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap di Rumah Sakit Universitas Slamet Riyadi Surakarta, tanggal 23 Oktober 2020. Saat ini masih menjalani perawatan.
Kasus konfirmasi positif ke-1.040 (WPW) asal dari Desa Teras, Kecamatan Teras, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap di Rumah Sakit Universitas Slamet Riyadi Surakarta tanggal 23 Oktober 2020. Saat ini masih menjalani perawatan.
Kasus konfirmasi positif ke- 1.041 (YLY) asal Desa Kalangan, Kecamatan Klego, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap tanggal 20 Oktober 2020 di Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
Kasus konfirmasi positif ke-1.042 (HNA) dan 1.043 (ENS) asal dari Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan swab tanggal 20 Oktober 2020. Keduanya kontak erat dengan probable yang meninggal di RS PKU Aisiyah.
Kasus konfirmasi positif ke=1.044 (SJH) asal dari Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap tanggal 20 Oktober 2020. Merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi ke-997. Kasus konfirmasi positif ke-1.045 (SAH) asal dari Desa Gladagsari, Kecamatan Gladagsari, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap tanggal 20 Oktober 2020. Dia kontak erat dengan kasus konfirmasi ke- 1.008.
Kasus konfirmasi positif ke-1.046 (PJK) asal Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap tanggal 20 Oktober 2020. Berawal dari skrining di Kabupaten Sukoharjo. Kasus konfirmasi positif ke-1.047 (MRP) asal Desa Gladagsari, Kecamatan Gladagsari, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap tanggal 20 Oktober 2020. Merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi ke-1.008.
Kasus konfirmasi positif ke-1.048 (MWS), 1049 (MNA), 1.050 (AMN), 1.051 (ART), 1.052 (AAR) dan 1.054 (AAP) asal Desa Demangan, Kecamatan Sambi, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap tanggal 20 Oktober 2020. Mereka kontak erat dengan kasus konfirmasi ke-995.
Kasus konfirmasi positif ke 1.053 (FIY) berasal dari Desa Pelem, Kecamatan Simo, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap tanggal 20 Oktober 2020. Berawal dari hasil skrining di Rumah Sakit Asyifa Boyolali. Kasus konfirmasi positif ke-1.055 (SGR) asal Desa Pelem, Kecamatan Simo, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tanggal 20 Oktober 2020.
Kasus konfirmasi positif ke-1.056 (SPT) asal Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tanggal 20 Oktober 2020. Kasus konfirmasi positif ke-1.057 (TKT) asal Desa Randusari, Kecamatan Teras, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tanggal 20 Oktober 2020.
Kasus konfirmasi positif ke-1.058 (ADI) asal Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tanggal 20 Oktober 2020. Kasus konfirmasi positif ke-1.059 (RMD) asal Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, terkonfirmasi positif pada pemeriksaan usap di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tanggal 20 Oktober 2020.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau warga Boyolali agar tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona, termasuk menjalankan 3M (mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak dengan orang lain). Program Jogo Tonggo tetap dijalankan karena sangat efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19 di wilayahnya.