Selasa 27 Oct 2020 16:00 WIB

Solo akan Uji Swab Siswa dan Guru Jelang Simulasi Tatap Muka

Pembelajaran tatap muka dijadwalkan mulai November 2020 di Solo

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Siswa membuat pelindung wajah (face shield) dengan dibantu guru di halaman SMP Negeri 13 Solo, Jawa Tengah,
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Siswa membuat pelindung wajah (face shield) dengan dibantu guru di halaman SMP Negeri 13 Solo, Jawa Tengah,

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo akan melakukan uji swab terhadap ratusan siswa SMP dan guru-gurunya sebelum pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19. Pemkot menjadwalkan PTM dimulai awal November 2020.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, melihat perkembangan kasus Covid-19 terhadap anak-anak di Solo, Pemkot memperketat aturan bagi anak-anak di bawah 15 tahun untuk berkunjung ke tempat publik. Namun, dikecualikan bagi siswa yang sekolahnya ditunjuk sebagai percontohan simulasi PTM.

Baca Juga

"Nanti tanggal 2 November bapak/ibu guru diswab dulu, setelah itu baru muridnya yang mau sekolah itu nanti diswab di sekolahan," kata Wali Kota kepada wartawan, Selasa (27/10).

Pemkot telah menunjuk tiga sekolah tingkat SMP sebagai percontohan simulasi PTM, yakni SMP Negeri 4, SMP Al Azhar Syifa Budi, dan MTs Negeri 1. Siswa yang mengikuti simulasi PTM hanya siswa kelas IX. Teknisnya, 50 persen siswa mengikuti simulasi PTM di sekolah dan 50 persen lainnya belajar di rumah selama 14 hari. Untuk 14 hari selanjutnya, siswa yang tadinya belajar di rumah mengikuti simulasi PTM, dan sebaliknya.

Wali Kota menyatakan, yang akan diswab pertama yakni guru dan murid SMP Negeri 4 sebanyak 140 murid dan 65 guru. Siswa tersebut akan mengikuti simulasi PTM selama 14 hari. Selanjutnya, 140 siswa lainnya yang sebelumnya belajar di rumah akan diswab untuk kemudian mengikuti simulasi PTM di sekolah. Sedangkan, siswa yang sudah mengikuti simulasi PTM selama 14 hari mendapat giliran belajar di rumah.

"Selama inkubasi 14 hari ini nanti bagaimana ada perkembangan klaster tidak. Karena virus ini kan tidak kelihatan, jadi kita susah untuk mendeteksi. Namun, cara untuk mendeteksinya ya diswab itu," ungkap Rudyatmo.

Nantinya, jika semua hasil swab negatif atau tidak menimbulkan klaster berarti anak-anak yang mengikuti simulasi PTM tidak terpapar Covid-19. Artinya, tidak perlu ada swab lagi bagi siswa dan guru yang akan mengikuti simulasi PTM.

"Namun yang penting 14 hari sekolah itu nanti diswab lagi tidak terpapar berarti kita aman sekolahan. Nanti yang baru yang 140 lagi diswab lagi kalau itu nanti dua-duanya negatif baru dinaikkan kelas VIII," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement