REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Senat Amerika Serikat (AS) telah mengonfirmasi Amy Coney Barrett (48 tahun) sebagai hakim Mahkamah Agung AS. Barrett mengatakan dia benar-benar merasa terhormat dan rendah hati atas konfirmasi ini, Senin (26/10) waktu setempat.
Presiden AS Donald Trump memuji hasil konfirmasi Barret yang hasil voting di Senat berakhir dengan 52-48. Trump mengatakan ini adalah hari penting bagi Amerika.
"Ini adalah hari yang penting bagi Amerika, untuk Konstitusi Amerika Serikat dan untuk aturan hukum yang adil dan tidak memihak," kata presiden dikutip laman Channel News Asia, Selasa. Trump berpidato didampingi Barrett dan di hadapan anggota parlemen yang berkumpul di Halaman Selatan Gedung Putih.
Barret pun merasa terhormat atas penunjukkan dan konfirmasi dirinya menjadi hakim MA. "Saya berdiri di sini malam ini, benar-benar merasa terhormat dan rendah hati," ujar Barrett, tak lama setelah Hakim Agung Clarence Thomas memberikan sumpah konstitusional.
Tidak ada calon hakim Mahkamah Agung yang pernah dikonfirmasi oleh Senat sedekat ini dengan pemilihan presiden. Trump mengatakan dia mengharapkan pengadilan untuk memutuskan hasil pemilihan antara dia dan Demokrat Joe Biden dan ingin Barrett berpartisipasi dalam kasus terkait pemilihan yang diajukan ke hakim.
Barrett diperkirakan akan berpartisipasi dalam argumen pada 10 November dalam kasus di mana Trump dan negara-negara bagian yang dipimpin Partai Republik berusaha untuk membatalkan Affordable Care Act. Undang-undang perawatan kesehatan 2010, juga dikenal sebagai Obamacare, telah membantu jutaan orang Amerika mendapatkan asuransi kesehatan.
Undang-undang ini melarang perusahaan asuransi swasta menolak perlindungan medis bagi orang-orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya. Barrett telah mengkritik keputusan sebelumnya yang menegakkan Obamacare. Namun, dia mengatakan selama sidang konfirmasi tidak memiliki agenda untuk membatalkan tindakan tersebut.
Selama sidang konfirmasi di depan Komite Kehakiman Senat dua pekan lalu, Barrett membuat marah Demokrat dengan menghindari pertanyaan tentang aborsi, kekuasaan presiden, perubahan iklim, hak suara, Obamacare, dan masalah lainnya.