Selasa 27 Oct 2020 23:36 WIB

Plt Gubernur Aceh.tak Larang Perayaan Maulid

Perayaan Maulid mengandung nilai ibadah dan ukhuwah Islamiah bagi masyarakat Aceh.

Warga menyiapkan berbagai menu makanan untuk dinikmati pada perayaan maulid akbar Nabi Muhammad SAW di Blangpadang, Banda Aceh
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga menyiapkan berbagai menu makanan untuk dinikmati pada perayaan maulid akbar Nabi Muhammad SAW di Blangpadang, Banda Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH BESAR -- Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyatakan tidak melarang dan merestui pelaksanaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di provinsi setempat meski di tengah pandemi. Alasannya karena kegiatan tersebut mengandung nilai-nilai ibadah dan ukhuwah Islamiah bagi masyarakat Aceh.

“Perayaan Maulid Nabi biasanya dirangkai dengan zikir, kenduri anak yatim, dan dakwah Islamiah tentang perjuangan Rasulullah mempersatukan manusia dalam Agama Islam,” kata Plt Gubernur Aceh di Banda Aceh, Selasa (27/10).

Baca Juga

Nova sangat meyakini masyarakat Aceh yang Islami ini bisa merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah pandemi Covid-19 dengan cara yang disesuaikan dan tidak seperti biasa. Ia menjelaskan cara yang tidak seperti biasa dimaksud Nova adalah bahwa perayaaan maulid dengan penerapan protokol kesehatan, di mana masyarakat tetap dapat berdzikir bersama dan makan bersama anak-anak yatim. Namun perlu mengatur jarak duduk atau berdiri minimal dua meter dan semua yang hadir memakai masker.

Kemudian mencuci tangan merupakan bagian dari menjaga kebersihan, dan kebersihan itu sebagian dari iman bagi seorang Muslim. “Berwudhu kita dahului dengan mencuci tangan, begitu juga menjelang dan sesudah menyantap makanan,” katanya.

Ia menambahkan dalam kondiai saat ini, mencuci tangan dengan memakai sabun di bawah air yang mengalir, setidaknya selama 20 detik.

Ia mengatakan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 tersebut seiring sejalan dengan budaya masyarakat Aceh yang Islami. Dan pelaksanaan protokol kesehatan sama sekali tidak mengurangi hikmah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Perayaan maulid dengan protokol kesehatan tidaklah sulit, namun membutuhkan komitmen bersama untuk melaksanakannya secara disiplin dan konsisten," katanya.

Selain menerapkan protokol kesehatan dalam bentuk menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan, Nova juga mengajak menjaga jarak. “Jumlah pengunjung hendaknya dibatasi dan disesuaikan dengan luas tempat yang tersedia, sehingga prinsip menjaga jarak dapat dipenuhi,” katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement