Senin 02 Nov 2020 17:21 WIB

CSR Lingkungan PT BPI Diharap Berkelanjutan

Karang Bapang merupakan satu-satunya gugusan terumbu karang yang indah di Pantura.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
 Proses pembuatan terumbu karang buatan (APR) di area Karang Bapang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah oleh tim Undip, baru-baru ini. PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI) menggandeng Undip membangun terumbu karang buatan guna mendukung konservasi terumbu karang di sekitar PLTU Batang.
Foto: BPI
Proses pembuatan terumbu karang buatan (APR) di area Karang Bapang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah oleh tim Undip, baru-baru ini. PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI) menggandeng Undip membangun terumbu karang buatan guna mendukung konservasi terumbu karang di sekitar PLTU Batang.

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Dukung konservasi lingkungan perairan pantai utara Jawa, PT Bhimasena Power Indonesia (PT BPI) bangun Artificial Patch Reef (APR) atau terumbu karang buatan, di area Karang Bapang dan Karang Maeso, perairan Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Ketua Tim Penelitian dan Pakar Terumbu Karang Undip, Dr Munasik, berharap, program Corporate Social Responsibility (CSR) PT BPI ini terus berjalan dan berkelanjutan untuk menjaga kawasan indah Karang Bapang maupun Karang Maeso.

Baca Juga

Karang Bapang, lanjut Munasik, merupakan satu-satunya gugusan terumbu karang di Pantai Utara Jawa yang sangat bagus. Tidak kalah bagus dari gugusan terumbu karang yang ada di kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara.

Selain kejernihan air lautnya, gugusan terumbu karang yang memiliki kedalaman antara sembilan hingga 12 meter dari permukaan laut tersebut juga dikenal karena keindahannya serta menjadi habitat berbagai spesies ikan karang.

Seperti ikan kakak tua (bumphead/ parrotfish) dan ikan bidadari (angel fish). "Bahkan keduanya merupakan jenis ikan yang sudah cukup jarang ditemukan di area terumbu karang di Karimunjawa maupun perairan Pulau Panjang, di Kabupaten Jepara," kata dosen Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip ini, Senin (2/11).

Bahkan, kata Munasik, ke depan, kawasan Karang Bapang dan Karang Maeso tersebut juga berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata bawah laut yang luar biasa. Pengembangannya pun berbasis masyarakat.

Sebab, area Karang Bapang sangat aman bagi para penyelam untuk menikmati keindahan areal Taman Karang Bapang. Lokasinya pun bisa ditempuh selama tiga jam menggunakan kapal nelayan tradisional atau sekitar satu jam menggunakan kapal cepat.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement