Selasa 03 Nov 2020 12:39 WIB

Dampak Pandemi, Laba Adaro Turun 36 Persen

Penurunan laba ini juga menyebabkan setoran royalti Adaro ke pemerintah ikut merosot.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir (kanan) didampingi Corporate Secretary Adaro Mahardika Putranto menyampaikan perkembangan terkini operasional perusahaan kepada wartawan secara virtual di Jakarta, Selasa (20/10/2020). PT Adaro Energy, Tbk pada sembilan bulan pertama di tahun ini membukukan laba sebesar 326 juta dolar AS.
Foto: Antara/HO/pras
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir (kanan) didampingi Corporate Secretary Adaro Mahardika Putranto menyampaikan perkembangan terkini operasional perusahaan kepada wartawan secara virtual di Jakarta, Selasa (20/10/2020). PT Adaro Energy, Tbk pada sembilan bulan pertama di tahun ini membukukan laba sebesar 326 juta dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy, Tbk pada sembilan bulan pertama di tahun ini membukukan laba sebesar 326 juta dolar AS. Kondisi ini memang turun 36 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Presiden Direktur Adaro, Garibaldi Thohir menjelaskan meski dalam kondisi yang sulit perusahaan berusahaan tetap membukukan laba dengan strategi efisiensi di segala lini. Penurunan laba ini juga diiringin penurunan permintaan karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca Juga

“Meskipun dibayangi oleh tantangan ekonomi makro, kami masih dapat mempertahankan operasi yang solid. Kondisi pasar batu bara yang sulit akibat ekonomi global yang masih belum kondusif karena pandemi yang berkepanjangan terus menekan profitabilitas perusahaan. Meskipun ketidakpastian masih ada, model bisnis kami yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan efisien dalam menghadapi tantangan ini," ujar Garibaldi, Selasa (3/11).

Pada sembilan bulan pertama ini, perusahaan membukukan pendapatan sebesar 1,9 miliar dolar AS. Jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu pendapatan Adaro tergerus 26 persen.

Tergerusnya pendapatan karena Adaro mengalami penurunan volume penjualan sebesar 9 persen. Pada periode ini, produksi dan penjualan batu bara masing-masing mencapai 41,10 juta ton dan 40,76 juta ton, setara dengan penurunan 7 persen dan 9 persen.

Oleh sebab itu, setoran royalti Adaro kepada pemerintah juga turut merosot sebesar 27 persen. Pada sembilan bulan pertama ini Adaro menyetorkan royalti kepada pemerintah sebesar 207 juta dolar AS.

"Kami juga mengambil sikap waspada terhadap pengeluaran dan mengeksekusi rencana belanja modal dengan hati-hati. Meskipun disiplin terhadap suplai telah mulai dilakukan, kami perkirakan bahwa pemulihan pasar akan membutuhkan waktu yang lebih lama," ujar Garibaldi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement