REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mulai mendata jumlah kerugian akibat banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Kroya dan Nusawungu.
"Alhamdulillah, banjir di sebagian wilayah sudah surut. Bahkan di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, saat ini tidak ada lagi pengungsi karena mereka telah kembali ke rumah masing-masing," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Heru Kurniawan di Cilacap, Selasa (3/11).
Kendati demikian, dia mengatakan sebagian warga Desa Mujur dan Kedawung, Kecamatan Kroya, masih bertahan di beberapa lokasi pengungsian, termasuk di rumah-rumah tetangga yang tidak tergenang banjir.
Hal itu, kata dia, disebabkan Desa Mujur dan Kedawung merupakan daerah cekungan sehingga penyurutan genangan airnya akan berlangsung lama.
"Biasanya, surutnya paling akhir surutnya karena selain merupakan daerah cekungan, di Desa Mujur dan Kedawung juga banyak rawa-rawa," katanya.
Oleh karena banjir di sebagian besar wilayah telah surut, pihaknya bersama instansi terkait lainnya mulai mendata jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.
Kendati belum diketahui secara pasti jumlahnya, dia memperkirakan nilai kerugian akibat banjir yang melanda lima desa di Kecamatan Kroya dan tiga desa di Kecamatan Nusawungu itu tidak mencapai miliaran rupiah.
"Mungkin cuma ratusan juta rupiah karena kerusakan sarana tidak terlalu banyak. Kebanyakan berupa tanaman padi yang baru disemai dan ikan dalam kolam," katanya.
Selain mulai mendata nilai kerugian, kata dia, petugas gabungan juga melakukan pembersihan saluran air yang tersumbat sampah saat terjadi banjir.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Cilacap, banjir selama satu pekan terakhir Oktober itu melanda Desa Mujur, Mujur Lor, Kedawung, Gentasari, dan Sikampuh, Kecamatan Kroya, serta Desa Nusawungu, Kedungbenda, dan Banjareja, Kecamatan Nusawungu.