REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tidak akan memengaruhi kebijakan negaranya terhadap Washington. Hal itu dia sampaikan saat berpidato memperingati diambil alihnya Kedubes AS di Teheran pada 1979.
“Kebijakan kami terhadap AS diatur dengan jelas dan tidak berubah seiring dengan pergerakan individu. Tidak masalah siapa yang datang dan pergi,” kata Khamenei pada Selasa (3/11).
Pada kesempatan itu, Khamenei kembali memuji tindakan mahasiswa Iran yang menggeruduk dan merebut Kedubes AS di Teheran pada 1979. "Serangan mahasiswa di sarang mata-mata ini cukup tepat dan bijaksana," ujarnya.
Selama masa pemerintahan Presiden Donald Trump, hubungan Iran dan AS kembali meruncing. Trump diketahui menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015 yang dikenal dengan istilah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Trump menilai kesepakatan yang dibuat pada era pemerintahan Barack Obama itu cacat karena tak mengatur program rudal balistik dan aktivitas Iran di kawasan.
Setelah menarik AS dari JCPOA, Trump kembali menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran. Dia pun mendesak Teheran agar bersedia merundingkan kembali poin-poin kesepakatan dalam JCPOA. Namun, Iran menolak hal tersebut.
Capres AS dari Partai Demokrat Joe Biden telah berjanji akan membawa kembali AS ke JCPOA jika memenangkan pilpres.