REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kuartal III 2020 mengalami kontraksi sebesar 3,49 persen (year on year/yoy). Kontraksi ekonomi ini telah diprediksi oleh pemerintah sebelumnya.
"Ekonomi Indonesia secara triwulan ketiga secara year on year masih mengalami kontrasksi sebesar 3,49 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (5/11).
Dibandingkan dengan kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,05 persen. Secara kumulatif, ekonomi Indonesia sejak Januari hingga September 2020 masih mengalami kontraksi 2,03 persen.
Secara kuartalan, PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif, yaitu 5,05 persen. Artinya, kata Suhariyanto, terjadi perbaikan ekonomi signifikan yang bisa jadi modal bagi memperbaiki kuartal IV.
Secara tahunan, meskipun kontraksi sebesar 3,49 persen, tetapi kontraksinya tidak sedalam kuartal II 2020 yang sebesar 5,32 persen.
"Kita berharap kuartal IV situasinya menjadi lebih baik," kata Suhariyanto.