Kamis 05 Nov 2020 15:01 WIB

Doa Abdullah bin Jahsy di Medan Perang

Abdullah bin Jahsy meminta agar Allah memberikan rezeki berupa musuh yang kuat

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: Pixabay
Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, Satuan militer terakhir yang dibentuk Rasulullah adalah satuan militer yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy. Ia adalah sepupu Rasulullah. Kelak dikemudian hari, Abdullah bin Jahsy menjadi pahlawan perang Uhud yang paling militan.

"Untuk urusan militer, Rasulullah memang sering menunjuk kalangan kerabat beliau sendiri. Selain karena kedekatan hubungan darah dapat menjamin kedekatan kualitas akidah, alasan lain yang lebih penting adalah karena menurut hukum masyarakat gurun pasir pada saat itu, menyerang orang-orang yang memiliki hubungan kekerabatan adalah sebuah kejahatan serius. Itulah sebabnya perang Badar menjadi sangat penting. Apalagi jalur menuju Badar adalah jalur yang biasa dilewati oleh satuan-satuan militer Islam," jelas cendekiawan Muslim asal Turki Muhammad Fethullah Gulen dalam bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia.

Hanya saja, Abdullah bin Jahsy memiliki kekurangan pada penglihatannya sehingga membuatnya tidak dapat melihat dengan jelas. Namun, Abdullah bin Jahsy tidak pernah absen dalam semua peperangan melawan kaum kafir. Dalam perang Badar dan perang Uhud, Abdullah bin Jahsy bertempur dengan gagah berani.

Ada periswia menarik ketika Abdullah bin Jahsy hendak bertempur di medan perang Uhud. Kala itu itu, Abdullah bin Jahsy mengajak Sad bin Abdi Waqqash untuk berdoa kepada Allah sebelum turun berperang. Sad pun pertama yang memanjatkan doa. Dalam doanya, Saad memohon kepada Allah agar dalam medan pertempuran dipertemukan dengan musuh yang kuat dan meluap-luap amarahnya sehingga ia dapat mengalahkannya di jalan Allah dan mengambil pampasan perangnya. Abdullah pun mengaminkan doa Sad bin Abi Waqqash.

Kemudian Abdullah bin Jahsy memanjatkan doa. Dalam doanya Abdullah bin Jahsy meminta agar Allah memberikan rezeki berupa seorang musuh yang kuat badannya dan meluap amarahnya sehingga dengan itu Abdullah bin Jahsy berharap bisa menyerang musuh itu karena Allah.

"Jika ternyata dia membunuhku, maka dia pasti memotong hidung dan telingaku sehingga ketika nanti aku berjumpa dengan-Mu lalu Engkau bertanya kepadaku, wahai Abdullah, kapan hidung dan telingamu dipotong darimu? Maka aku akan menjawab, ketika aku bertempur demi Engkau dan Rasul-Mu. Dan Kau pun akan membenarkan itu," begitu doa Abdullah bin Jahsy.

Sad bin Abi Waqqash pun mengatakan bahwa doa Abdullah bin Jahsy lebih baik dari doanya. Hingga kemudian setelah perang selesai, Sad Abi Waqqash menemukan Abdullah bin Jahsy syahid. Ia mendapati hidung dan telinganya telah tergantung pada seutas tali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement