REPUBLIKA.CO.ID, DHARAMSHALA -- Menurut Pemimpin Spiritual Buddha, Dalai Lama, menggeneralisasi semua Muslim atas insiden di mana tiga orang Prancis dibunuh pekan lalu adalah salah. Pernyataan dia muncul saat para pemimpin Prancis, termasuk Presiden Emmanuel Macron menggambarkan insiden itu sebagai 'separatisme Islam'.
“Menggeneralisasi semua Muslim seperti itu salah. Peristiwa ini terjadi beberapa hari yang lalu di Prancis di mana seorang fundamentalis Muslim menikam beberapa orang. Ini adalah insiden sementara dan kecil,” kata Dalai Lama saat berpidato di depan sekelompok pemuja Rusia secara daring dilansir Phayul, Jumat (6/11).
Pemimpin berusia 85 tahun itu mengatakan pembuat onar ada di semua komunitas agama, bahkan komunitasnya sendiri. Dari sudut pandangnya pun secara menyeluruh, Eropa sedang makmur.
Dia mengagumi model Uni Eropa yang sejak awal telah mencegah perang atau pembunuhan antara para anggotanya. Ia menganjurkan model itu diterapkan di Afrika dan Amerika Latin.
Prancis sedang berada di bawah ketegangan yang meningkat setelah dua serangan teror di bulan lalu, yakni pemenggalan kepala seorang guru sejarah di Paris pada 16 Oktober, penikaman, serta pembunuhan tiga orang di Nice oleh seorang warga Tunisia pada 30 Oktober. Karakterisasi serangan Presiden Macron sebagai 'separatisme Islam' telah menuai kritik dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sebelumnya kota Nice pernah dilanda serangan teror pada Juli 2016. Kala itu, seorang pria bersenjata mengendarai truk besar ke kerumunan yang merayakan Hari Bastille. Insiden tersebut menewaskan 86 orang dalam serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.
https://www.phayul.com/2020/11/05/44719/