REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, dibius oleh dokter guna membantu mengatasi withdrawal symptom atau putus obat (gangguan fisik atau psikologis yang dialami karena kecanduan obat ketika obat dikurangi) dan akan tetap di rumah sakit. Padahal, Marodona sudah ingin pergi dari rumah sakit.
"Dia ingin pergi tetapi dia akan bertahan," kata dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, kepada wartawan dalam satu pernyataan singkat di luar klinik Buenos Aires, tempat Maradona dirawat, dilansir Reuters, Jumat (6/11). "Ini adalah salah satu dari beberapa kali Diego diminta untuk jangan pergi."
Luque mengatakan, mantan pemain Barcelona, Napoli, dan Boca Juniors itu tetap di rumah sakit setelah menderita sejumlah "episode bingung" karena pantangan paksa.
Luque tidak mengatakan apa yang menjadi pantangan Maradona. Namun bintang Argentina itu sebelumnya memang berjuang keras melawan kecanduan minuman dan obat-obatan.
Pria berusia 60 tahun itu dibawa ke rumah sakit Selasa (3/11) dan menjalani operasi darurat untuk hematoma subdural, yakni pembekuan darah dalam otak.
Luque mengatakan, Maradona telah dibius untuk membantu memudahkan proses putus obat itu. "Diego sulit sekali, sulit sekali," kata dia. "Kami berusaha lebih kuat dari dia."
Maradona yang menjuarai Piala Dunia bersama Argentina pada 1986 dan dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa bolak balik ke rumah sakit selama bertahun-tahun. Itu semua sering kali terjadi karena gaya hidupnya yang berlebihan.