Sabtu 07 Nov 2020 01:42 WIB

Maradona Dibius untuk Kurangi Efek Obat

Sebelum Maradona berjuang keras melawan kecanduan minuman dan obat-obatan.

 Penggemar Diego Maradona mengucapkan selamat tinggal kepada pemain tersebut karena Diego Maradona dipindahkan dari La Plata ke Buenos Aires untuk dioperasi, di La Plata, Argentina, 03 November 2020. Mantan pemain sepak bola Argentina Diego Maradona, yang telah dirawat di rumah sakit sejak 02 November karena anemia , harus dioperasi malam ini untuk hematoma subdural, seperti yang dikonfirmasi oleh dokternya Leopoldo Luque.
Foto: EPA-EFE/DEMIAN ALDAY ESTEVEZ
Penggemar Diego Maradona mengucapkan selamat tinggal kepada pemain tersebut karena Diego Maradona dipindahkan dari La Plata ke Buenos Aires untuk dioperasi, di La Plata, Argentina, 03 November 2020. Mantan pemain sepak bola Argentina Diego Maradona, yang telah dirawat di rumah sakit sejak 02 November karena anemia , harus dioperasi malam ini untuk hematoma subdural, seperti yang dikonfirmasi oleh dokternya Leopoldo Luque.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, dibius oleh dokter guna membantu mengatasi withdrawal symptom atau putus obat (gangguan fisik atau psikologis yang dialami karena kecanduan obat ketika obat dikurangi) dan akan tetap di rumah sakit. Padahal, Marodona sudah ingin pergi dari rumah sakit.

"Dia ingin pergi tetapi dia akan bertahan," kata dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque, kepada wartawan dalam satu pernyataan singkat di luar klinik Buenos Aires, tempat Maradona dirawat, dilansir Reuters, Jumat (6/11). "Ini adalah salah satu dari beberapa kali Diego diminta untuk jangan pergi."

Luque mengatakan, mantan pemain Barcelona, Napoli, dan Boca Juniors itu tetap di rumah sakit setelah menderita sejumlah "episode bingung" karena pantangan paksa.

Luque tidak mengatakan apa yang menjadi pantangan Maradona. Namun bintang Argentina itu sebelumnya memang berjuang keras melawan kecanduan minuman dan obat-obatan.

Pria berusia 60 tahun itu dibawa ke rumah sakit Selasa (3/11) dan menjalani operasi darurat untuk hematoma subdural, yakni pembekuan darah dalam otak.

Luque mengatakan, Maradona telah dibius untuk membantu memudahkan proses putus obat itu. "Diego sulit sekali, sulit sekali," kata dia. "Kami berusaha lebih kuat dari dia."

Maradona yang menjuarai Piala Dunia bersama Argentina pada 1986 dan dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa bolak balik ke rumah sakit selama bertahun-tahun. Itu semua sering kali terjadi karena gaya hidupnya yang berlebihan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement