REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai Pilkada Kota Surabaya semakin dinamis dengan suhu politik yang semakin memanas. Meroketnya elektoral Eri-Armudji semakin menunjukkan kehandalan pasangan tersebut.
“Survei terakhir elektoral Eri-Armudji sudah menunjukkan 10,2 persen di atas Machfud Arifin-Mujiaman," kata Hasto dalam siaran persnya, Sabtu (7/11).
Namun, capaian elektoral dalam survei ini dinilai Hasto memiliki dampak. Ini dialami oleh tim pendukung paslon nomor 01 (Eri-Armudji). Terakhir Bu Risma sendiri digugat dan dillaporkan ke polisi.
Atas laporan tersebut, Hasto meyakini bahwa masyarakat Surabaya tidak mudah tunduk pada berbagai intimidasi. “Arek-arek Surabaya itu kokoh memegang prinsip. Apa yang terjadi pada peristiwa Hari Santri tanggal 22 Oktober 1945 dan peristiwa Hari Pahlawan 10 November, menunjukkan kuatnya semangat patriotisme yang digelorakan oleh semangat Hubbul Wathan Minal Iman. Jadi berbagai bentuk tekanan yang ditujukan ke Eri-Armudji, Bu Risma dan beberapa pendukungnya tidak akan efektif. Mereka akan berhadapan dengan rakyat Surabaya yang selalu membela yang benar," kata Hasto.
Hasto lebih lanjut menegaskan bahwa politik itu membangun peradaban. Politik itu menebar kebaikan. Politik itu berpihak kepada yang Wong Cilik.
“Apa yang dipertontonkan oleh pasangan Machfud-Mujiaman dengan menampilkan hummer limousine, porsche putih, dan berbagai atraksi membagi logistik secara masif, justru merendahkan martabat rakyat Surabaya. Strategi kampanye mereka salah, rakyat Surabaya itu masyarakat pejuang, punya harga diri, dan tidak mudah silau oleh tampilan kampanye dengan mobil super mewah," kata Hasto.
Hasto mengimbau, agar semua pihak mewujudkan tampilan kampanye yang simpatik, mencerdaskan, dan berakar kuat pada kebudayaan bangsa. “Bu Risma telah menjawab kebutuhan masyarakat Surabaya dengan mempersiapkan Eri-Armudji. Kesinambungan kepemimpinan inilah yang paling penting untuk Surabaya bagi Indonesia dan Dunia.”