Senin 09 Nov 2020 17:00 WIB

Dukcapil DKI Antisipasi Gangguan Petir dan Banjir

Apabila tersambar petir menyebabkan jaringan internet putus dan pelayanan terganggu.

Petir menjalar di langit Jakarta Pusat, Ahad (2/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petir menjalar di langit Jakarta Pusat, Ahad (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Sudin Dukcapil) Jakarta Selatan mengantisipasi gangguan layanan administrasi kependudukan selama musim hujan. Kepala Sudin Dukcapil Jakarta Selatan, Abdul Haris mengatakan, yang diantisipasi itu petir dan banjir.

Haris menjelaskan pihaknya telah mengimbau kepada seluruh petugas Dukcapil kelurahan untuk mengantisipasi banjir dan petir yang mungkin terjadi saat hujan. Ia menyebutkan, dari 65 kantor kelurahan yang ada di Kota Jakarta Selatan, sedikitnya ada 24 kantor kelurahan yang rawan banjir.

"Jadi menghadapi musim hujan ini yang kita lakukan kesiapsiagaan pada peralatan komputer yang ada di kelurahan," ujar Haris, Senin (9/11).

Menurut Haris, seluruh peralatan komputer di layanan Dukcapil kelurahan terhubung dengan listrik sehingga riskan bila terjadi banjir. Apabila peralatan rusak akibat terendam banjir atau tersambar petir akan mengganggu layanan administrasi kependudukan kepada masyarakat.

"Kita sudah minta petugas di kelurahan, setiap mau pulang kerja listrik dimatikan, ini untuk mengantisipasi adanya petir," katanya.

Haris mengatakan layanan administrasi kependudukan Dukcapil kelurahan terhubung melalui jaringan internet. Apabila tersambar petir menyebabkan jaringan internet putus. Apabila jaringan internet terganggu maka layanan kepada masyarakat juga terhambat, sehingga layanan bisa terhenti.

"Di kantor kita pakai modem Telkom, kalau rusak tersambar petir, harga penggantiannya lumayan, bisa Rp 1 juta, kita pernah urunan untuk menggantinya," kata Haris.

Untuk mengantisipasi banjir, lanjut Haris, upaya yang dilakukan oleh kelurahan dengan meninggikan letak posisi CPU dan komputer milik Dukcapil. Misalnya, banjir di Kelurahan Bangka setinggi satu meter, maka posisi CPU komputer dan alat elektronik lainnya ditaruh lebih tinggi dari perkiraan banjir yang pernah terjadi di kelurahan tersebut.

"Kita pastikan penempatan alat-alat yang biasanya ditaruh di bawah samping meja, diangkat, dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi posisinya, kita kasih dudukan tinggi," kata Haris.

Setiap kelurahan memiliki peralatan elektronik berupa tiga unit komputer, dua mesin printer (cetak) untuk mencetak KK, KTP dan KIA. Selain itu, satu unit UPS (Uninterruptible Power Supply) atau alat yang berfungsi melindungi perangkat elektronik dari mati listrik.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement