Rabu 11 Nov 2020 17:12 WIB

BPPTKG Tekankan Lava Belum Muncul di Permukaan Merapi

Status Gunung Merapi sudah naik ke level siaga.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah meningkatkan status Gunung Merapi dari waspada (level II) ke siaga (level III). Tapi, belakangan banyak beredar informasi keliru terkait lava.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengingatkan lava merupakan magma yang sudah muncul ke permukaan. Ia menekankan, untuk kasus Gunung Merapi sampai saat ini lava atau yang turut disebut sebagai kubah lava belum muncul di permukaan Gunung Merapi.

Baca Juga

"Saat ini lava atau kubah lava belum muncul di permukaan, gempa guguran saat ini material lama, atau lava-lava sisa erupsi dulu, 1844, 1888, sebab kalau Gunung Merapi meletus tidak semua materi terlontarkan," kata Hanik, Rabu (11/11).

Hanik menegaskan, informasi-informasi terkait muntahan lava di Gunung Merapi yang beredar bukan merupakan lava baru melainkan material-material lama. Sebab, sampai saat ini lava yang baru belum muncul ke permukaan Gunung Merapi.