REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Manajemen Barcelona belum menemukan kata sepakat dengan perwakilan pemain di tim utama Blaugrana terkait rencana pemangkasan gaji pemain sebesar 30 persen.
Proses negosiasi yang digelar antara kedua belah pihak pada Selasa (10/11) waktu setempat kembali menemui jalan buntu.
Dalam negosiasi teranyar tersebut, pihak klub diwakili langsung oleh Carlos Tusquets, yang saat ini menjabat sebagai presiden sementara Barcelona pasca pengunduran diri Josep Maria Bartemou, beberapa waktu lalu.
Namun, negosiasi teranyar itu masih berujung pada tidak tercapainya kata sepakat antara kedua belah pihak.
''Sama seperti dalam negosiasi yang digelar pada pekan lalu, proses negosiasi kali ini juga tidak mencapai kata sepakat dalam hal pemangkasan gaji pemain. Rencananya, negosiasi ini akan kembali dilanjutkan pada esok hari, Rabu (11/11) waktu setempat,'' tulis laporan Diario Sports, Rabu (11/11) WIB.
Setidaknya ada dua poin utama yang menjadi kendala terbesar dalam proses negosiasi tersebut. Pertama, pihak klub berharap, pemangkasan gaji sebesar 30 persen ini diterapkan oleh seluruh pemain di tim utama, tanpa pandang bulu.
Namun, perwakilan pemain bersikeras harus ada pembedaan, jenjang, dan kriteria tertentu dalam pemangkasan gaji tersebut.
''Tidak hanya itu, pemain-pemain di tim utama juga belum bisa mengerti kenapa pemain-pemain di tim Barcelona B juga harus menerima pemangkasan gaji. Selain itu, perwakilan pemain juga mempertanyakan kenapa kebijakan serupa tidak diterapkan di klub basket Barcelona. Poin-poin penting ini yang akan menjadi bahasan utama dalam negosiasi selanjutnya,'' lanjut laporan Sports.
Sebenarnya, manajemen klub asal Katalan itu telah menetapkan deadline terkait rencana pemangkasan gaji pemain tersebut. Manajemen klub berharap, para pemain telah menerima proposal pemangkasan gaji sebesar 30 persen pada Kamis (12/11) waktu setempat.
Namun, alotnya negosiasi dengan perwakilan para pemain di tim utama membuat manajemen Blaugrana memperpanjang kembali tenggat waktu tersebut.
Manajemen Barcelona memang tengah diburu waktu untuk bisa segera menyesuaikan neraca keuangannya dan mengurangi pengeluaran hingga Januari mendatang.
Hal ini dilakukan Barcelona agar bisa terhindar dari ancaman kebangkrutan. Sebelumnya, sepeti dilansir Marca, hutang Barcelona pada musim 2019/2020 memang membengkak.
Pada Juni 2019, hutang Barcelona tercatat mencapai 217 juta euro. Namun, angka ini naik dua kali lipat pada Juni 2020, yang mencapai 488 juta euro.
Selain kehilangan sebagian besar pemasukan akibat pandemi Covid-19, beban terbesar keuangan Barcelona terletak pada tingginya alokasi dana untuk gaji pemain dan staff.