Kamis 12 Nov 2020 05:15 WIB

Tangis Haru Keluarga Pecah Saat Akbar Dibawa Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber minta izin dan pamit ke keluarga Akbar.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
 Syekh Ali Jaber meninta izin kepada keluarga besar Muhammad Gifari Akbar (16 tahun) untuk mengangkatnya sebagai anak asuh di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11).
Foto: Bayu Adji / Republika
Syekh Ali Jaber meninta izin kepada keluarga besar Muhammad Gifari Akbar (16 tahun) untuk mengangkatnya sebagai anak asuh di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ulama kondang asal Arab Saudi yang telah menjadi warga negara Indonesia, Syekh Ali Jaber mendatangi rumah keluarga besar Muhammad Gifari Akbar (16 tahun), di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (11/11). Kedatangannya itu untuk meminta izin mengangkat pemuda yang sempat viral karena sedang membaca Alquran saat memulung itu sebagai anak asuh. Syekh Ali juga akan mendidik Akbar agar bisa menjadi imam besar.

Kedatangan Syekh Ali ke kampung halaman Akbar disambut oleh warga sekitar. Ratusan warga ingin melihat langsung sosok ulama yang telah terkenal itu mendatangi rumah tetangga mereka.

Baca Juga

Syekh Ali yang sampai ke lokasi sekira pukul 20.15 WIB disambut oleh lantunan shalawat oleh warga. Setelah menyapa warga, Syekh Ali langsung menuju rumah kakek dan nenek Akbar, tempat Akbar tinggal jika pulang ke Garut, yang tak jauh dari jalan.

"Saya bangga sekali bisa bertemu langsung dengan keluarga Akbar di Garut. Dan saya memohon pamit, izin, untuk bisa bawa Akbar dibina. Insya Allah akan dijadikan imam besar Indonesia," kata dia, Rabu (11/11) malam.

Menurut dia, keluarga besar Akbar telah merestuinya untuk membawa pemuda itu. Akbar akan dididik di pondok pesantren yang dikelolanya, di kawasan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Selama sebulan ke depan, Akbar akan mulai mondok di pesantren.

"Setelah itu kita bawa berangkat umroh. Selepas umroh dia lanjut lagi belajar," kata Syekh Ali.

Mengingat Akbar telah putus sekolah, Syekh Ali akan melobi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ia akan meminta Kemendikbud untuk memberikan ruang agar Akbar bisa melanjutkan pelajaran formal sekolah.

Seperti diketahui, Akbar terakhir merasakan sekolah saat masih kelas 4 SD. Setelah itu, ia hidup di jalanan dengan mengamen dan mengumpulkan barang bekas. "Kita akan cari solusi yang baik untuk pendidikan dia," kata dia.

Menurut Syekh Ali, pemuda Indonesia bukan hanya harus belajar agama. Lebih dari itu, pemuda juga harus memiliki pendidikan formal.

Syekh Ali berharap, seluruh anak Indonesia bukan hanya menjadi anak berbakti untuk orang tua, tapi juga bisa mengabdi untuk Indonesia. "Tidak bisa mereka mengabdi kalau pendidikan masih nol. Makanya, kita harap anak-anak kita tidak ada yang bodoh, tidak punya pendidikan. Semua harus dididik dengan baik, sehingga insyaallah mereka akan membangun masa depan Indonesia menjadi lebih baik," kata dia.

Setelah meminta izin kepada keluarga, dan Akbar pun dibawa oleh Syekh Ali Jaber, maka pecahlah tangis keluarganya. Akbar pun menangis setelah mengucapkan salam perpisahan kepada keluarganya. Adapun keluarganya yang hadir pada saat perpisahan itu adalah kakek, nenek, ayah, ibu, dan adik-adik Akbar.

Pertemuan Syekh Ali dengan Akbar berawal dari foto pemuda yang viral beberapa waktu lalu. Ketika itu, Akbar sedang beristiharat sambil menunggu hujan reda saat sedang mengumpulkan barang rongsokan di Jalan Braga, Bandung. Namun, Akbar tak hanya diam menunggu hujan reda. Ia menunggu hujan sambil membaca Alquran.

Foto Akbar yang sedang membaca Alquran itu diunggah oleh seseorang melalui Instagram. Tak lama, foto itu langsung viral di dunia maya. Banyak respon positif kepada Akbar saat itu.

Sementara itu, Akbar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukungnya dalam belajar agama. Dengan banyaknya dukungan terhadap dirinya, Akbar berkomitmen akan semakin semangat dalam menimba ilmu agama.

"Euh semangat banget belajar agama. Niat saya juga tetap, gak bakal hilangin niat saya buat dirikan pesantren," kata dia.

 BACA JUGA: Cadar Ditarik Paksa Seorang Pria, Kasus Dibawa ke Jalur Hukum

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement