Kamis 12 Nov 2020 16:40 WIB

Pupuk Kaltim Tingkatkan Ekspor di Tengah Pandemi

Meningkatnya ekspor membuktikan produk Pupuk Kaltim memiliki daya saing tinggi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi meninjau kesiapan stok pupuk bersubsidi (ilustrasi). Pupuk Kaltim meraih Penghargaan Primaniyarta 2020 kategori Eksportir Berkinerja dari Kementerian Perdagangan yang dinilai berjasa meningkatkan ekspor.
Foto: Pupuk Kaltim
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi meninjau kesiapan stok pupuk bersubsidi (ilustrasi). Pupuk Kaltim meraih Penghargaan Primaniyarta 2020 kategori Eksportir Berkinerja dari Kementerian Perdagangan yang dinilai berjasa meningkatkan ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pupuk Kaltim meraih Penghargaan Primaniyarta 2020 kategori Eksportir Berkinerja dari Kementerian Perdagangan yang dinilai berjasa meningkatkan ekspor. Penghargaan Primaniyarta ke-22 tersebut diterima Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi dari Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Jakarta, Selasa (10/11) lalu. 

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, aktivitas ekspor merupakan salah satu target Pupuk Kaltim untuk pengembangan pasar secara global. Ekspor telah dilaksanakan sejak 2017 melalui pengiriman produk unggulan seperti urea dan amonia.

Baca Juga

Potensi pasar global terbilang besar, baik untuk kawasan Asia maupun Amerika dan Eropa. Sehingga dengan peningkatan ekspor produk pupuk dalam negeri, berdampak terhadap peningkatan devisa negara secara signifikan. 

"Aktivitas ekspor dilaksanakan setelah kebutuhan pupuk dalam negeri terpenuhi, baik untuk sektor subsidi maupun nonsubsidi," ujar Rahmad.

Rahmad menyampaikan, 67 persen pasar urea Pupuk Kaltim ada di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, 13 persen di negara Asia Selatan seperti India, 4 persen ke Australia, 4 persen ke negara Asia Timur seperti Jepang dan China, 4 persen ke Meksiko, serta 4 persen lainnya ke Amerika Latin dan Amerika Serikat. Sedangkan untuk pasar amonia didominasi negara-negara Asia seperti Filipina, Vietnam, China, Jepang, Korea Selatan, dan India. 

"Potensi ekspor urea mencapai 750 ribu ton per tahun dan amonia 785 ribu ton per tahun," ucap Rahmad. 

Kata Rahmad, meningkatnya permintaan ekspor membuktikan, produk Pupuk Kaltim memiliki daya saing tinggi di pasar global. Pupuk Kaltim akan terus menjajaki pengembangan secara optimal sehingga akumulasi penjualan Pupuk Indonesia Grup yang naik 17,73 persen pada kuartal I 2020 semakin ditingkatkan. 

"Semakin meningkat ekspor, maka penerimaan devisa negara juga akan semakin besar. Ini menjadi salah satu sasaran strategis kami ke depannya," kata Rahmad. 

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, mengatakan, Penghargaan Primaniyarta merupakan apresiasi tertinggi pemerintah atas prestasi para eksportir nasional dalam meningkatkan nilai ekspor secara berkesinambungan. Penghargaan ini sekaligus inspirasi dan motivasi bagi pelaku ekspor lainnya di tengah kondisi pandemi global saat ini. 

"Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada para eksportir yang bertahan dan tetap semangat dalam meningkatkan nilai serta kinerja ekspor. Terlebih menjadikan demi sebagai peluang mengembangkan bisnis dengan tetap optimistis," kata Agus.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement