REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pembangunan LRT Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek) sudah mendekati 80 persen. Walaupun, pembangunannya terhambat pandemi Covid-19. Namun, menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek tahap 1 Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ferdian Suryo Adhi, semua konstruksi sipil jalur mainline ditargetkan selesai tahun ini.
"Selanjutnya, tahun depan fokus utamanya yaitu di sistem persinyalan, di mana Len Industri adalah salah satu subkon utamanya yang harus betul-betul mengejar progres agar LRT dapat mulai beroperasi tepat waktu," ujar Ferdian, dalam siaran pers PT Len, Kamis (12/11).
Ferdian menilai, progres pembangunan LRT ini cukup baik. Mengingat adanya kendala pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun. Hal itu, tidak terlepas dari kolaborasi 4 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu Adhi Karya, Len Industri, INKA, KAI) yang ia nilai saat ini sudah semakin advance dibandingkan tahun-tahun sebelumnya."Ke depannya kolaborasi seperti ini diharapkan dapat berjalan semakin baik, karena sistem yang akan dipergunakan di LRT adalah moving block," katanya.
Dengan sistem tersebut, kata dia, LRT tidak hanya memiliki interkoneksi sinyal dan prasarana, namun juga integrasi dengan pergerakan kereta, buka tutupnya pintu PSD (Platform Screen Doors), pintu kereta, termasuk jika saat kondisi darurat harus bisa memutus aliran listrik menggunakan blue light station atau emergency cut-off. Itu adalah integrasi yang bisa dicapai dengan baik jika kerjasama keempat BUMN berjalan saling mendukung.
Khusus untuk Len, ia mengaku berharap, kedepan tidak hanya melakukan instalasi, namun juga bisa mengembangkan sistem atau produknya sendiri. Dengan demikian, suatu hari nanti secara internasional bisa diakui dan dipergunakan meluas tidak hanya di Indonesia, bahkan ke Asia hingga Eropa.
LRT Jabodebek merupakan interkoneksi urban city di sekitar wilayah Jakarta baik arus masuk maupun keluar. Pembangunan moda transportasi LRT Jabodebek tak sendirian. "Jangan lupakan pula bahwa kelak akan ada interkoneksi di Halim Perdana Kusuma, KCIC (Kereta Cepat Indonesia China), Stasiun Cikopo, KRL (Kereta Rel Listrik) Commuterline, Bus Trans Jakarta," katanya.
Sedangkan yang ultimate, kata dia, adalah untuk pengembangan pembangunan ke depan, yaitu interkoneksi di Dukuh Atas di mana akan berdekatan dengan LRT Jakarta, MRT (Mass Rapid Transit), Kereta Bandara, Stasiun KRL Dukuh Atas, dan tentunya dengan Trans Jakarta.
Uji coba LRT Jabodebek kali ini dimaksudkan untuk menguji sistem operasi Grade of Otomation 0 (GOA 0) sebagai fase awal menuju sistem otomasi GOA 3. Uji coba persinyalan tersebut merupakan fase awal untuk mempersiapkan sistem GOA 3 secara menyeluruh. Sementara menurut Direktur Operasi II PT Len Industri (Persero), Linus Andor Mulana S, LEN siap menjawab tantangan tersebut. Ia mengatakan, pihaknya akan melakukan yang terbaik dalam pengerjaan sistem operasi di LRT Jabodebek ini. "Pandemi sekarang memberikan sedikit pengaruh bagi tim, yaitu penyelesaian pekerjaan menjadi sedikit terhambat, karena pada dasarnya pekerjaan signaling bisa dimulai jika pekerjaan ruang lingkup lainnya sudah selesai. Namun secara overall, kami tidak merasa ada dampak yang signifikan terhadap pekerjaan kami," paparnya.