Sabtu 14 Nov 2020 00:35 WIB

Elon Musk Bimbang 4x Rapid Antigen Test: 2 Positif-2 Negatif

Elon Musk mempertanyakan akurasi tes Covid-19.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Bos Tesla Elon Musk mengalami gejala demam. Ia telah menjalani empat kali rapid antigen test dan hasil tes membuatnya mempertanyakan akurasi pengujian.
Foto: EPA
Bos Tesla Elon Musk mengalami gejala demam. Ia telah menjalani empat kali rapid antigen test dan hasil tes membuatnya mempertanyakan akurasi pengujian.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN CARLOS -- CEO Tesla Elon Musk mempertanyakan akurasi hasil rapid test antigen yang dia jalani pada Kamis (12/11). Menurut Musk, empat tes yang dia lakukan pada hari yang sama memberikan hasil berbeda.

"Sesuatu yang sangat tidak benar sedang terjadi. Saya dites Covid empat kali hari ini. Dua tes negatif, dua positif. Mesin yang sama, tes yang sama, perawat yang sama. Rapid antigen test dari BD," kata Musk di Twitter.

Baca Juga

Cicitan itu  mengacu pada rapid antigen test yang disediakan Becton Dickinson. Musk juga sedang menunggu hasil tes polymerase chain reaction (PCR) dari laboratorium yang berbeda.

Seorang pengguna Twitter menanyakan gejala yang dialami pengusaha itu. Musk menjawab bahwa dia merasakan kondisi seperti flu. Selain itu, secara umum tubuhnya tidak terasa aneh atau menunjukkan tanda penyerta lain.

Musk sebelumnya mengkritik pembatasan sosial dan lockdown semasa Covid-19 sebagai hal fasis dan pelanggaran terhadap kebebasan individu. Sementara itu, Becton Dickinson, belum menanggapi permintaan media untuk berkomentar.

Dikutip dari laman Reuters, Jumat (13/11), Becton Dickinson adalah salah satu penyedia rapid antigen test Covid-19 di AS. Pada September, perusahaan menyelidiki laporan panti jompo Amerika Serikat tentang alat uji tes antigen yang menunjukkan hasil positif palsu.

Musk kemudian mengungkapkan kebimbangannya soal akurasi PCR test pada masyarakat umum yang tak memiliki gejala Covid-19. Ia mempertanyakan kemungkinan hasilnya akan positif palsu jika tes dilakukan beberapa kali.

Awal November, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS memberikan peringatan terkait hal tersebut. Staf laboratorium klinis dan penyedia layanan kesehatan diminta waspada karena rapid antigen test bisa menyebabkan hasil positif palsu.

Rapid antigen test bisa mengeluarkan hasil hanya dalam beberapa menit. Uji tersebut merupakan bentuk tes cepat yang memanfaatkan sampel usap, mendeteksi keberadaan antigen virus Covid-19 dalam tubuh.

Berbeda dengan rapid antibodi test, rapid antigen test dianggap lebih akurat karena mendeteksi langsung bagian dari virus Covid-19. Sementara, rapid antibodi test hanya mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam darah, sebagai respons atas keberadaan virus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement