Ahad 15 Nov 2020 15:14 WIB

Gunung Merapi Terus Keluarkan Guguran Material

Dalam rentang waktu 17 menit tadi pagi, terjadi tiga kali guguran material.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ratna Puspita
Seorang warga beraktivitas dengan berlatar belakang Gunung Merapi di Klakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang warga beraktivitas dengan berlatar belakang Gunung Merapi di Klakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Aktivitas vulkanis gunung Merapi di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diwarnai guguran material dari arah kawah sepanjang Ahad (15/11) pagi. Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, mencatat, dalam rentang waktu 17 menit terjadi tiga kali guguran material hingga menimbulkan suara gemuruh.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Jrakah, Ahmad Sofari yang dikonfirmasi mengatakan, guguran material terpantau, masing- masing pada pukul 07.25 WIB, 07.32 WIB serta pukul 07.42 WIB. Ia menyebut, dua kali guguran awal yang terpantau melalui sensor getar (seismometer) menunjukkan intensitasnya cendrung lemah. 

Baca Juga

Namun, ia mengatakan, guguran yang terpantau pada pukul 07.42 WIB cukup kuat. “Bahkan --berdasarkan laporan petugas di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang—guguran tersebut sempat menimbulkan suara gemuruh,” kata dia.

Berdasarkan analisa, guguran tersebut berasal dari material padat yang ada di puncak gunung Merapi. Namun, material tersebut merupakan material lama yang runtuh akibat terjadinya pelapukan.

Jika cuaca di kawasan gunung Merapi guguran material sebenarnya bias dilihat. Namun karena visual puncak gunung Merapi terhalang oleh kabut, guguran hanya bias dipantau dari seismometer.  

Sofari juga menyampaikan, perkembangan aktivitas vulkanis gunung Merapi yang kini bersatatus Siaga (Level III) --dalam beberapa hari terakhir-- secara visual jamak terhalang oleh awan tebal dan kabut.

Intensitas kegempaan masih cukup fluktuatif dengan aktivitas kegempaan yang masih cenderung meningkat. Kendati demikian, belum terpantau adanya kubah baru atau posisinya di mana.

Dengan adanya peningkatan aktivitas kegempaan dan guguran material vulkanis tersebut, warga yang bermukim di zona bahaya erupsi telah dilakukan evakuasi ke lokasi pengungsian sementara yang lebih aman. Hal ini dilakukan guna menghindari berbagai hal yang bisa membahayakan keselamatan warga yang ada di lereng gunung Merapi, baik di wilayah kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten,  Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman (DIY).

Warga dari zona bahaya erupsi gunung Merapi yang telah diungsikan, kini telah ditangani oleh pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD), Palang Merah Indonesia (PMI) dan lainnya. “Hingga saat ini, zona aman dari bahaya erupsi gunung Merapi masih berada di radius 5 kilometer dari puncak gunung Merapi,” tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement