REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pertama kalinya secara terbuka mengakui kemenangan Joe Biden, rival dari Partai Demokrat, dalam pemilihan tahun ini. Namun, ia tetap menegaskan, proses pemungutan suara dilakukan dengan kecurangan.
“Ia (Biden) menang karena pemilu dicurangi,” ujar Trump melalui cicitan di Twitter dilansir Asia One, Senin (16/11).
Sebelumnya, Trump tidak mengakui Biden menjadi pemenang dalam pemilihan walaupun hasil suara di negara-negara bagian kunci telah menunjukkan kekalahan kandidat pejawat tersebut. Secara keseluruhan, Biden mendapatkan 306 suara elektoral, lebih dari yang dibutuhkan untuk melenggang ke Gedung Putih.
Sementara, Trump mendapatkan 214 suara. Pria berusia 74 tahun itu kemudian bersama dengan tim kampanye mengajukan gugatan atas dugaan kecurangan pemilu. Trump juga berupaya agar proses penghitungan suara secara manual dapat dilakukan di negara-negara bagian yang memiliki selisih suara tipis antara dirinya dan Biden.
Trump juga menghentikan proses transisi secara normal dalam mempersiapkan pemerintahan yang dipimpin oleh presiden baru. Hal ini dinilai oleh sejumlah politisi akan memiliki implikasi keamanan nasional AS yang serius.
Meski demikian, Biden bersama wakil presiden terpilih Kamala Harris tetap bergerak maju dalam masa transisi. Termasuk salah satu upaya yang akan mereka persiapkan adalah menanggulangi dampak pandemi Covid-19, di mana AS menjadi negara yang memiliki jumlah kasus wabah terbesar di dunia.