REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Heritage Foundation, lembaga think tank yang bermarkas di Washington, melaporkan Korea Utara (Korut) masih menjadi ancaman besar bagi kepentingan vital Amerika Serikat (AS). Hal ini diungkapkan dalam laporan 2021 Index of U.S. Military Strength.
Laporan tahunan itu mencantumkan peringkat negara yang dapat mengancam kepentingan AS. Kantor berita Korea Selatan (Korsel) melaporkan dalam peringkat tersebut Korut masuk dalam ancaman high atau tinggi.
Tingkat kedua dari lima level ancaman terhadap AS adalah Rusia, Iran, dan China masuk dalam kategori yang sama. Akan tetapi tingkat ancaman Korut masih belum berubah sejak tahun lalu.
Dalam hal kemampuan, Korut masuk kategori gathering atau level kedua di bawah level tertinggi formidable. Iran juga masuk dalam kategori ini.
"Badan intelijen AS dan sekutu menilai Pyongyang sudah memiliki kemampuan miniaturisasi hulu ledak nuklir, kemampuan untuk menempatkan hulu ledak nuklir ke rudal jarak menengah, dan kemampuan untuk melewati benua hingga mencapai Amerika Serikat," kata laporan itu.
Sejauh ini Korut sudah menggelar enam uji coba senjata nuklir. Korut menggelar tiga uji coba rudal antarbenua (ICBM) pada tahun 2017 lalu.
Saat ini mereka sedang moratorium uji coba nuklir dan rudal jarak jauh sebab masih menjalani perundingan denuklirisasi Semananjung Korea dengan Washington walaupun perundingan tersebut mengalami kebuntuan.
Korut memamerkan kendaraan ICBM terbesar mereka dalam parade militer untuk merayakan ulang tahun Partai Buruh ke-75 bulan lalu. Dalam laporannya, Heritage Foundation menulis Korut belum menggelar uji coba ICBM. Namun intelijen AS menilai kendaraan ICBM Korut yang baru 'akan tampil dengan cukup baik jika diterbangkan dengan lintasan normal menuju AS'.