REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terbentang Josip Ilicic di Atalanta, terselip Michy Batshuayi bersama timnas Belgia, dan menyeruak Olivier Giroud di tubuh timnas Prancis. Ketiga pemain tersebut merupakan segelintir dari banyaknya pemain yang kerap dipandang sebelah mata alias 'underrated' bagi penggemar sepak bola.
Reputasi Ilicic tidak jauh dari sosok gelandang lemah yang hanya mengandalkan intelegensinya dalam melepas umpan. Sementara Batshuayi merupakan striker yang masih kesulitan tampil konsisten dalam merobek gawang lawan bersama Crystal Palace.
Namun untuk nama ketiga, Giroud, cukup sulit bagi publik Prancis menjelaskan reputasinya sebagai striker kelas wahid. Pasalnya, meski saat ini menjadi salah satu pemain paling senior di skuat Chelsea dan timnas Prancis, Giroud paling sering diremehkan pun dipandang sebelah mata oleh banyak orang.
Olah bola Giroud jelas tak sebanding Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Bahkan soal kecepatan bila disandingkan dengan pemain beken semacam Neymar Jr, Kylian Mbappe, atau pun Mohamed Salah, publik dengan mudah menyisihkan namanya.
Tapi perlu diingat, kiprah Giroud di lapangan hijau selama satu dekade terakhir layak diakui dan mendapat penghargaan khusus. Penyerang kelahiran Chambery, Prancis adalah pemain berstatus juara dunia. Ini seiring keberhasilannya membawa Prancis mengangkat trofi Piala Dunia 2018, meski selama turnamen ia sama sekali tak mencetak gol.
Meski berada dalam bayang semu, Giroud tetap menunjukkan kualitasnya. Teranyar, ia mencatat brace ke gawang Swedia sekaligus membawa Prancis menang 4-2 pada lanjutan Grup A3 UEFA Nations League 2020/2021 di Stadion Stade de France, Rabu (19/11) dini hari WIB.
Performa beringas Giroud bersama Les Bleus sekaligus menjadi pembuktian bahwa ketajamannya sama sekali belum luntur. Meski sejatinya, ia tampil buruk dalam dua pertandingan Prancis melawan Finlandia pun Portugal.
"Kami memiliki penyesalan dan rasa frustasi saat melawan Finlandia. Alhasil, kami ingin belajar dari pertandingan sebelumnya. Kami pun tampil lebih baik dari pada laga terakhir meski belum sempurna," kata Giroud purnlaga menjelaskan dikutip laman resmi timnas Prancis, Rabu (18/11).
Kerap mendapat kritik dan selalu dipandang sebelah mata oleh banyak orang tak membuat Giroud hancur. Dirinya selalu terus berusaha dan bekerja semaksimal mungkin untuk memberikan kualitas terbaik. "Tak ada rasa ingin balas dendam. Saya terbiasa diremehkan pun di kritik. Ini bagian dari karier saya. Itu memberi saya lebih banyak kekuatan. Saya tak punya masalah dengan hal itu," sambung eks pemain Arsenal.
Adapun sumbangsih dua gol yang dicatat penyerang berusia 34 tahun itu membuat dirinya berada di ambang menyamai rekor gol yang dimiliki legenda Arsenal serta timnas Prancis, Thierry Henry. Saat ini Giroud mengoleksi 44 gol dan hanya terpaut tujuh gol dari Henry.
Pelatih Prancis Didier Deschamps memberikan saran kepada Giroud agar dapat kembali berada di performa terbaiknya, meskipun sudah memasuki usia senja. Deschamps meminta Giroud meninggalkan Chelsea secepat mungkin karena sang striker veteran baru memainkan satu laga sepanjang musim 2020/2021. Hal itu demi menyelamatkan Giroud mendapatkan satu spot lini depan untuk kejuaran Eropa tahun depan.