Kamis 19 Nov 2020 11:25 WIB

Kontribusi Muhammadiyah untuk Bangsa Dinilai Fundamental

Muhammadiyah berkontribusi banyak untuk bangsa.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Kontribusi Muhammadiyah untuk Bangsa Dinilai Fundamental. Foto:  Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Kontribusi Muhammadiyah untuk Bangsa Dinilai Fundamental. Foto: Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menilai kontribusi Persyarikatan Muhammadiyah untuk bangsa dan negara sangat fundamental. Terutama dalam dakwah dan pendidikan.

"Termasuk juga dalam mengarusutamakan moderasi beragama. Kami berharap Muhammadiyah bersama masyarakat dan pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara," tutur dia kepada Republika, Kamis (19/11).

Baca Juga

Lebih lanjut, Kamaruddin mengungkapkan, Muhammadiyah di Milad yang ke-108 ini juga diharapkan untuk terus memperkokoh fondasi infrastruktur sosial agar Indonesia semakin maju.

Persyarikatan Muhammadiyah memperingati Milad ke-108 pada 18 November kemarin. Milad Muhammadiyah mengangkat tema "Meneguhkan Gerakan Keagamaan Solusi Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri".

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan, ada tiga aspek yang menjadi perhatian Muhammadiyah dalam Milad ke-108. Pertama, peneguhan gerakan keagamaan. Kedua, bagaimana menghadapi pandemi Covid-19 di mana ini menjadi pembeda Milad tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Ketiga, mengenai masalah negeri.

"Mengapa Muhammadiyah mengambil tema peneguhan gerakan keagamaan, secara konstruktif kita mengamati bahwa masyarakat Indonesia semakin hari kecenderungan untuk beragama dengan lebih baik itu semakin tinggi," ujar dia.

Haedar memandang, kesemarakkan dan syiar beragama serta aktivitas keagamaan saat ini memang bermacam-macam. Tidak ada ruang publik yang lepas dari keagamaan. Ragam pandangan keagamaan pun bermunculan seiring dengan proses demokratisasi yang tumbuh di bangsa ini.

Kecenderungan itu, lanjut Haedar, merupakan modal positif untuk semakin dekat dengan agama dan menampilkan ekspresi keagamaan dengan tetap berpijak pada nilai-nilai keagamaan yang esensial, hakiki dan substantif. Tujuannya adalah untuk membawa keselamatan dan kebahagiaan hidup umat manusia di dunia dan akhirat.

"Artinya bahwa Islam dalam hal ini hadir untuk membawa dan menciptakan sistem kehidupan yang selamat, damai dan bahagia itu tidak hanya untuk orang Islam tetapi untuk semesta alam untuk seluruh umat manusia dan lingkungannya," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement