REPUBLIKA.CO.ID, KANNUR --- Seorang wanita asal kota Kannur di negara bagian Kerala, India yang kemudian menjadi mualaf yaitu Chithralekha menegaskan keputusannya memeluk Islam tak ada kaitannya dengan Organisasi Front Populer India (PFI) maupun Partai Sosial Demokrat India (SDPI).
Diketahui sebelumnya melalui akun Facebooknya, Chithralekha menjelaskan keputusannya memeluk Islam karena dirinya merasa terus menerus menderita di bawah tekanan Partai Komunis India (CPM) yang memerintah di negara bagian Kerala hanya karena dirinya berasal dari komunitas Dalit.
Dalam sistem kasta India, orang-orang Dalit atau Paria menjadi kasta terendah yang biasanya haram disentuh. Chithralekha memprotes sebuah siaran televisi yang menggambarkan bahwa PFI dan SDPI berada dibalik keputusannya memeluk Islam dan menggambarkan sebagai teroris.
Seperti dilansir The New Indian Express pada Jumat (20/11), Chithralekha yang berprofesi sebagai seorang pengemudi itu menjelaskan bahwa dalam benaknya hanya memeluk Islam dan bukan bergabung dengan organisasi manapun.
"Saya punya kapasitas untuk mengambil keputusan sendiri terkait masalah ini. Kalau Front Populer India ada di belakang keputusan itu saya tak akan ragu untuk mengatakannya," kata Chithralekha.
Chithralekha mengatakan tak ada yang peduli padanya ketika mendapat penindasan dari CPM terkecuali politisi Oommen Chandy dan pimpinan Liga Muslim KM Shaji serta pendukungnya yang membantu membangun sebagian rumahnya. "Tak ada yang peduli untuk memperhatikan itu dan tak ada yang mengulurkan tangan membantu ketika saya dikejar dan diganggu CPM," katanya.
Chithralekha mengatakan dengan itu mereka mencoba membangun kesan bahwa dirinya tidak mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan sendiri atau semacam merendahkan kasta. Chithralekha juga mengatakan bahwa siaran tersebut telah menyesatkan banyak orang dengan menafsirkan bahwa seseorang telah memanfaatkan kemiskinan dan ketidak amanan finansial yang dialami dirinya sehingga memeluk Islam.
Sumber: