Sabtu 21 Nov 2020 19:47 WIB

Ricky Yacobi dan Emas Sea Games 1987

Nama Ricky Yakobi mengingatkan kedigdayaan sepakbola Indonesia medio 80-an.

Seorang kerabat mengambil gambar mantan pemain Timnas sepak bola Indonesia Ricky Yacobi yang dipajang di rumah duka di Pondok Ranji, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (21/11/2020). Ricky Yacobi meninggal dalam usia 57 tahun karena serangan jantung saat bermain sepak bola bersama rekannya pada Sabtu (21/11/2020) pagi.
Foto: Antara/Fauzan
Seorang kerabat mengambil gambar mantan pemain Timnas sepak bola Indonesia Ricky Yacobi yang dipajang di rumah duka di Pondok Ranji, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (21/11/2020). Ricky Yacobi meninggal dalam usia 57 tahun karena serangan jantung saat bermain sepak bola bersama rekannya pada Sabtu (21/11/2020) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Ricky Yakobi mengingatkan kedigdayaan sepakbola Indonesia medio 80-an. Saat itu, timnas Indonesia menjadi pahlawan karena berhasil merebut medali emas SEA Games pertamanya pada 1987.

Bukan masalah medali emas yang selalu diceritakan orang tua, tetapi permainan yang aktraktif sekaligus menghibur yang ditampilkan Ricky Yakobi dan kawan-kawan.

Baca Juga

Dari segi kekuatan, timnas Indonesia itu dianggap merata dari lini belakang hingga depan, sebut saja nama Robby Darwis dan Jaya Hartono di lini belakang, Herry Kiswanto sebagai jenderal lapangan tengah, dan Ricky Yakobi serta Ribut Waidi sebagai ujung tombak.

Pada Sabtu pagi di akhir November, Indonesia kembali berduka dan harus menyeka air mata ditinggal legenda sepak bola Ricky Yacobi ke peristirahatan terakhir.

Ricky Yacobi diduga terkena serangan jantung saat bermain bola di Lapangan ABC Senayan bersama pemain lain asal Medan. Ia yang kegirangan setelah mencetak gol tiba-tiba ambruk dan membuat seisi lapangan terdiam.

 

Kawan-kawannya mencoba untuk memberikan pertolongan dengan membawa Ricky ke Rumah Sakit Mintoharjo. Akan tetapi, Tuhan nampaknya lebih sayang kepada Ricky dan maestro sepakbola Indonesia itu dinyatakan meninggal dunia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement