REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, Kemenperin mengajak seluruh pelaku industri otomotif menjadikan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis. Baik pabrikan kendaraan bermotor, produsen komponen dan suku cadang, sampai industri bahan baku alam aktifitas bongkar muat barang ekspor impor di sana.
"Dengan begitu, pelabuhan itu dapat menjadi pusat perdagangan internasional," kata Sigit melalui siaran pers, Senin (23/11).
Sigit optimistis, keberadaan Pelabuhan Patimban bakal mendongkrak daya saing industri otomotif di Tanah Air. Apalagi, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.
Saat ini, ada 19 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp 93,22 triliun. kapasitas produksinya sebesar 2,35 juta unit per tahun.
Serapan tenaga kerja langsung industri ini sebesar 38 ribu orang. "Selain itu, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut," ungkap Sigit.
Produk kendaraan bermotor produksi Indonesia telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia. Pada Januari sampai September 2020, ekspor kendaraan CBU (Completely Build Up) sebanyak 155,25 ribu unit atau senilai Rp 28,20 triliun.
Kemudian ekspor kendaraan CKD (Completely Knock Down) sebanyak 34,72 ribu set atau senilai Rp 1,10 triliun. Sementara pengapalan komponen sebanyak 40,36 juta unit atau senilai Rp 15,20 triliun.
Dalam program Making Indonesia 4.0, sektor industri kendaraan bermotor nasional ditargetkan akan menjadi pemain global dan ekspor. Baik jenis kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau ICE (Internal Combustion Engine) maupun kendaraan listrik atau EV.