Kamis 26 Nov 2020 16:01 WIB

Pemilihan Ketua Umum MUI Digelar Malam Ini

Munas MUI gelar pemilihan ketua umum baru.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pemilihan Ketua Umum MUI Digelar Malam Ini. Foto: Logo MUI
Pemilihan Ketua Umum MUI Digelar Malam Ini. Foto: Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu agenda utama Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-10 adalah menetapkan kepengurusan baru MUI periode 2020-2025. Ketua Panitia Pengarah Munas MUI ke-10, KH Abdullah Jaidi menyampaikan bahwa pemilihan jajaran kepengurusan baru MUI dilakukan pada Kamis (26/11) malam.

"Tim formatur akan dipilih nanti malam, lalu malam ini juga mereka akan sidang, memilih dewan pimpinan harian dan dewan pertimbangan MUI yang kemudian diplenokan hasilnya itu malam ini juga," kata Kiai Jaidi melalui pesan tertulis kepada Republika, Kamis (26/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, tim formatur yang dipilih tersebut akan berisikan 17 orang yang mana diantaranya adalah demisioner Ketua Umum MUI Kiai Ma’ruf Amin, Sekretaris Jendral MUI Buya Anwar Abbas, dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Prof Din Syamsuddin.

 

Selain mereka, terdapat utusan dari MUI provinsi, ormas-ormas di bawah naungan MUI, utusan perguruan tinggi, dan juga pesantren yang juga akan masuk ke dalam bagan tim formatur. Kemudian ada juga tujuh orang dari MUI provinsi dari tujuh zona.

"Dan dari 14 peserta ormas yang hadir offline (luring di lokasi Munas) akan dipilih lima orang, lalu satu utusan dari perguruan tinggi dan satu utusan dari pesantren,” ujarnya.

Kiai Jaidi juga menegaskan bahwa tugas tim formatur untuk pemilihan ketua umum dan mandataris MUI. Mereka juga akan memilih 22 nama untuk menduduki Dewan Pimpinan MUI dan juga tujuh nama untuk menduduki Dewan Pertimbangan MUI.

 

"Ini berbeda dengan ormas-ormas yang lain yang hanya memilih ketua umum, mandataris, kemudian ketua umum (terpilih) memilih jajarannya. Kalau MUI ini memilih segenap kepengurusan, baik dewan pimpinan MUI maupun wantim MUI," ujarnya.      

Kiai Jaidi menegaskan, sistem pemilihan kepengurusan di MUI jauh dari hiruk pikuk politik dan mengedepankan asas musyawarah mufakat. Hal ini karena bagaimanapun MUI adalah wadah ulama yang menjadi teladan umat secara luas.

"Kita tegaskan bahwa pemilihan ketua umum tidak ada bias politik, karena kita bukan partai politik," ujarnya.

Sebagai informasi, sejumlah nama mencuat ke publik untuk menduduki kursi Ketua Umum MUI 2020-2025. Di antara nama itu muncul nama Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mifatachul Akhyar, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof KH Nasaruddin Umar, Sekretaris Jenderal MUI demisioner Buya Anwar Abbas, dan Wakil Ketua Umum demisioner KH Muhyiddin Junaidi.

Munas MUI ke-10 berlangsung di Hotel Sultan Jakarta pada 25-27 November 2020. Munas digelar secara luring dan daring mengangkat tema 'Meluruskan Arah Bangsa dengan Wasathiyatul Islam, Pancasila, dan UUD NRI 1945, Secara Murni dan Konsekuen'.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement