REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, para santri khususnya santri salafiyah (yang mempelajari kitab kuning) harus mampu menguasai teknologi digital.
Menurut Uu, banyak program-program pemerintah yang tidak sampai kepada santri akibat kurang paham terkait teknologi digital atau gagap teknologi (gaptek).
"Sebagai pemerintah, kami merasakan saat program-program berawal secara daring (online), banyak pesantren yang diharapkan mendapatkan program ini malah tidak kebagian, alasannya tidak memahami bagaimana caranya (mengakses program online)," ujar Uu, Selasa (1/12).
Selain itu, Uu mencontohkan, program beasiswa khusus santri dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kurang terserap oleh santri-santri salafiyah di Jabar. Alasannya, adalah kurangnya pemahaman santri tentang teknologi digital.
"Bahkan sekarang ada program beasiswa dari BAZNAS untuk para santri salafiyah, sampai sekarang masih belum banyak peserta, belum antusias. Padahal itu kan sebuah program yang sangat luar biasa untuk para santri salafiyah," paparnya.
Uu pun menjelaskan, pemahaman terkait teknologi digital bagi para santri penting dalam hal berdakwah.
Menurutnya, dengan dakwah digital, para santri tak lagi harus mengumpulkan jamaah untuk belajar agama. Dakwah digital juga akan mampu menjangkau lebih banyak jamaah di saat yang bersamaan, terutama di masa pandemi COVID-19.
"Kalau santri sudah memahami tentang digital, mereka dakwah tidak usah mendatangkan jamaah banyak. Dengan dakwah digital, semuanya bisa tersalurkan, bahkan bisa lebih banyak lagi (jamaah yang mengikuti dakwah lewat digital)," kata Uu.
Untuk itu, Uu berharap agar para santri tidak hanya memperdalam ilmu keagamaan dan keterampilan membaca kitab kuning. Tetapi juga mengasah kemampuan di bidang teknologi digital.
Sehingga, kata dia, selain untuk mengakses program pemerintah secara online, para santri di Jabar diharapkan mampu memanfaatkan ilmu agama sekaligus teknologi digital untuk dakwah digital.