REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Tim SAR gabungan melakukan penyisiran untuk mencari operator atau sopir alat berat yang dikabarkan hilang saat erupsi Gunung Semeru di sekitar areal pertambangan pasir di kawasan Besuk Kobokan.
"Hari ini Basarnas, TRC dan relawan bersama TNI-Polri melakukan penyisiran untuk mencari informasi belum ditemukannya seorang operator alat berat di areal pertambangan pasir," kata Sekretaris Kabupaten Lumajang Agus Triyono usai meninjau lokasi Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Rabu (2/12).
Tim gabungan melakukan penyisiran untuk menemukan tanda-tanda keberadaan operator alat berat yang dikabarkan hilang. Ia hilang saat terjadinya guguran lahar panas yang menerjang jalur pertambangan pasir.
"Saya mengimbau pemilik tambang dan pekerjanya untuk bersabar agar tidak melakukan aktivitas di kawasan jalur pertambangan yang dilalui lahar panas Gunung Semeru karena dapat berbahaya bagi keselamatan," ujarnya.
Agus menjelaskan sembilan alat berat di areal pertambangan pasir tertimbun luncuran material vulkanik Gunung Semeru. Petugas juga berusaha mengevakuasi dua kendaraan yang juga tertimbun.
Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan informasi dari warga, awalnya ada tiga petugas operator yang menjalankan alat berat saat terjadinya erupsi Gunung Semeru.
"Sebenarnya warga sudah memperingatkan kepada tiga operator itu, namun mereka mengabaikan. Saat terjadi luncuran awan panas hingga mengarah ke Curah Kobokan, dua operator berhasil ditemukan warga dalam keadaan selamat," ujarnya.
Ia menjelaskan BPBD Lumajang belum bisa memastikan apakah satu operator alat berat tersebut tertimbun lahar panas Semeru atau tidak. N, ia membuat laporan berdasarkan informasi kedua operator yang selamat bahwa satu operator dinyatakan hilang.
"Tim gabungan Basarnas terus melakukan penyisiran dan kami juga meminta aparat kepolisian untuk menelusuri apakah operator tersebut benar-benar hilang atau berada di tempat lain saat erupsi Semeru," katanya.
Gunung Semeru erupsi meluncurkan guguran awan panas pada Selasa (1/12) pukul 01.23 WIB. Sebanyak 550 warga yang terdampak di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro, Kabupaten Lumajang mengungsi di sejumlah lokasi yang aman.