REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Guguran lava di Gunung Semeru masih teramati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Gunung Sawur, Senin (7/12). Terakhir, lava pijar masih terlihat sekitar 500 sampai 700 meter.
Menurut Petugas PGA di Gunung Sawur, Mukdas Sofyan, aktivitas guguran lava kali ini tidak sebesar sebelumnya. "Jauh sekali, kalau yang tanggal 1 (Desember 2020) sampai 11 km (kilometer)," kata Mukdas saat dihubungi wartawan, Senin (7/12).
Saat ini, status Gunung Semeru masih berada pada level dua atau waspada. Aktivitas Semeru juga dinilai masih fluktuatif sehingga belum dipastikan kapan puncak dan penurunannya.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), telah teramati sinar api 50 sampai 100 meter dari kawah aktif. Kemudian terdengar dua kali suara gemuruh dari kawah. Data ini terekam pada Senin (7/12) mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Pada aspek kegempaan, Gunung Semeru mengalami dua kali letusan. Amplitudonya sekitar 10 sampai 19 milimeter (mm) dengan durasi 60 sampai 62 detik. Kemudian guguran di Gunung Semeru terjadi sebanyak lima kali dengan amplitudo tiga sampai delapan mm dan berdurasi 75 sampai 150 detik.
Gunung Semeru dilaporkan mengalami dua kali hembusan dengan amplitudo lima sampai tujuh mm dan berdurasi 40 sampai 55 detik. Lalu juga terjadi dua kali tremor harmonik dengan amplitudo tujuh sampai delapan mm dan berdurasi 995 sampai 1.300 detik.
Dengan adanya kondisi ini, masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius satu km dari kawah/puncak Gunung Semeru. Kemudian tak diperkenankan mendekati lokasi dalam jarak empat km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Selanjutnya, warga juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar. Hal ini terutama di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Poin berikutnya, masyarakat diimbau menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Hal itu karena saat ini suhu material masih tinggi.