REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam berbagai sirah Nabi, kerap disebutkan bahwa Allah menciptakan Nabi Muhammad SAW jauh lebih dulu dari penciptaan Nabi Adam AS. Lantas jika demikian, adakah kemungkinan bahwa Nabi-Nabi terdahulu juga dapat beriman kepada Rasulullah SAW?
Rasulullah SAW bersabda: “Kuntu nabiyyan wa aadamu baina ar-ruhi wal-jasadi,”. Yang artinya: “Aku telah (direncanakan Allah) menjadi Nabi sedang ketika itu Adam masih dalam proses (penciptaan) yaitu antara ruh dengan jasad.
Bahkan dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 81-82, Allah SWT berfirman: “Wa idz akhadzallahu miistaqa an-nabiyyi lama aataitakum min kitabin wa hikmatin tsumma ja-akum Rasulun mushaddiqun lima ma’akum latu’minunna bihi wa latansurunnahu qala aaqrartum wa akhadztum ala dzaalikum ishri qalu aqrarna qala fasyhaduu wa anaa ma’akum min as-syaahidina. Faman tawalla ba’da dzalika fa-ulaa-ika humul-faasiqun,”.
Yang artinya: “(Ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi: sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya. Allah berfirman: apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu? Mereka pun menjawab: kami mengakui. Allah berfirman: kalau begitu, saksikanlah (wahai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu. Barang siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang fasik,”.