Kamis 10 Dec 2020 19:33 WIB

Keluarga Anggota Laskar FPI Terkejut dan Terpukul

Kelurga Kakdhavi justru tahu ada penembakan dari media.

 Anggota Front Pembela Islam (FPI) mengadakan unjuk rasa untuk memprotes penembakan anggota mereka oleh polisi di Banda Aceh, Indonesia, 08 Desember 2020. Enam tersangka pendukung ulama Indonesia Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam , ditembak dan dibunuh dalam bentrokan dengan petugas polisi pada 07 Desember. 2020.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Anggota Front Pembela Islam (FPI) mengadakan unjuk rasa untuk memprotes penembakan anggota mereka oleh polisi di Banda Aceh, Indonesia, 08 Desember 2020. Enam tersangka pendukung ulama Indonesia Rizieq Shihab, pemimpin Front Pembela Islam , ditembak dan dibunuh dalam bentrokan dengan petugas polisi pada 07 Desember. 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para keluarga korban penembakan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM50 pada Senin (7/12) dini hari, meminta bantuan Komisi III DPR RI untuk mendapatkan keadilan. Mereka menyampaikan keluhan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPR RI.

Dalam RDPU itu, kakak Kadhavi, Anandra mengatakan pihak keluarga mengaku sedih atas peristiwa yang dialami adiknya tersebut karena tidak memiliki kesalahan. Namun ia ditembak hingga tewas.

Baca Juga

"Keluarga kami tidak memiliki kesalahan, namun kenapa seperti burung yang ditembak di udara," kata Anandra dalam RDPU Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan keluarganya mendapatkan kabar terkait kondisi Kadhavi dari media massa dan pihak keluarga sangat terkejut dan terpukul. Anandra berharap Komisi III DPR RI dapat membantu dan meneruskan aspirasinya untuk mendapatkan keadilan terhadap apa yang dialami adiknya tersebut.

Ayah dari Lutfil Hakim, Daynuri mengatakan berdasarkan fakta yang terjadi terhadap anaknya, ia meminta Komisi III DPR RI membantu mendapatkan keadilan atas peristiwa yang dialami Lutfil. "Mudah-mudahan terungkap semua siapa yang membunuh anak kami, saya cuma minta keadilan," ujarnya.

Paman dari Andi Oktiawan, Umar meminta kasus penembakan yang dialami keponakan-nya diusut tuntas dan berharap Komisi III DPR membantu proses pengungkapan kasus tersebut.

Dia meminta semua pihak tidak memfitnah terhadap para korban penembakan di Tol Japek tersebut. Karena ia menyaksikan bagaimana banyak luka tembakan dan adanya dugaan penyiksaan di tubuh Andi.

"Senin (7/12) siang saya dapat kabar, sebenarnya saya tidak tanggapi karena belum dapat gambar atau foto. Lalu Selasa (8/12) terjadi penyerahan jenazah Andi, saya lihat kenapa kondisi-nya seperti itu, sadis," ucap-nya.

Umar menjelaskan di tubuh Andi terdapat sekitar empat luka bekas tembakan dan ia menduga keponakan-nya mendapatkan tembakan dari jarak dekat, mata memar, dan kepala belakang bolong.

Kakak M. Reza, Septi dalam RDPU mengatakan adiknya pergi untuk mengawal Rizieq Shihab tidak membawa senjata apapun karena niatnya baik bukan untuk berperang.

Dia memohon kepada semua pihak untuk tidak memfitnah adiknya karena Reza sudah dibunuh dengan adanya luka bekas luka tembakan di bagian punggung. "Saya lihat jenazah setelah dimandikan, abang saya yang memandikan mengatakan ada bekas luka di belakang (punggung). Hanya cerita ada luka tembakan di punggung," ujarnya.

RDPU tersebut dipimpin Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond J Mahesa dan Ahmad Sahroni, dihadiri para anggota Komisi III DPR secara fisik dan virtual.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement