REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki harapan besar terhadap kinerja Bank Syariah Indonesia. Erick menyampaikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia sudah seyogyanya memiliki bank syariah yang kuat.
"Salah satu inisiasi merger bank syariah karena kita memang harus terbuka bahwa sistem pelayanan pendanaan kita ada juga yang namanya syariah, kita sebagai negara populasi Muslim terbesar harus punya sistem ini," ujar Erick saat menghadiri Indonesia Digital Conference bertajuk Digitalisasi BUMN yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) pada Rabu (16/12).
Selama ini, kata Erick, perbankan syariah Indonesia tidak memiliki daya saing yang baik dalam dunia perbankan. Erick menilai penggabungan tiga bank syariah BUMN diharapkan mampu meningkatkan daya saing perbankan syariah di dalam negeri maupun dunia internasional.
"Alhamdulilah dengan merger bank syariah ini kita bisa meningkatkan, memposisikan bank syariah di Indonesia bisa top 10 di antara bank-bank besar di Indonesia," ucap Erick.
Erick juga menargetkan Bank Syariah Indonesia mampu masuk dalam 10 bank teratas di dunia pada 2025. Erick mengatakan upaya mewujudkan perbankan syariah merupakan hal sangat penting sebagai bagian meningkatkan perekonomian Indonesia di masa depan.
"Hal ini sebagai alternatif, sama seperti korporasi dan UMKM, sama, kita juga haeus bicara syariah. Hal ini untuk mendukung, memudahkan, dukungan daripada modal dan membuka lapangan kerja," kata Erick menambahkan.