REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Meski masih berusia muda, generazi Z (Gen Z/Zilenial) memiliki minat yang tinggi untuk berinvestasi emas. Sejak dini mereka mulai mengumpulkan dan mengelola harta secara produktif untuk jadi bekal di masa yang akan datang.
Generasi Z adalah mereka yang lahir antara 1997 dan 2012. Saat ini mereka menjadi generasi muda yang mulai bekerja. Berdasarkan sensus penduduk 2020 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah mereka mencapai 74,93 juta jiwa atau 27 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia.
“Minat mereka (Gen Z) tak kalah dengan baby boomer,” kata Kepala Departemen Komunikasi PT Pegadaian Riana Rivani di Jakarta pada Kamis (20/3/2025).
Baby boomer dikenal sebagai generasi pekerja keras. Mereka merupakan peletak dasar teknologi yang dinikmati generasi berikutnya. Etos kerja yang tinggi dan kualitas menjadi targetnya dalam berbagai hal. Mereka dikenal orang-orang inisiator. Legasi mereka saat ini berupa perusahaan, teknologi, buku, dan banyak karya yang dinikmati masyarakat saat ini.
Baby boomer yang lahir antara tahun 1946-1964 biasanya berinvestasi emas dalam bentuk perhiasan. Pada masa tersebut memang belum ada bank emas (bank bullion). Emas lebih mudah ditemukan di pasar dalam bentuk perhiasan. Masyarakat membeli perhiasan untuk kemudian disimpan. Di masa berikutnya, saat membutuhkan tambahan uang, mereka menjual perhiasan emas.
Namun saat ini, pemerintah melalui BUMN Pegadaian berinovasi dengan mendirikan bank emas. “Ini merupakan bank emas pertama di Indonesia,” kata Riana yang merupakan lulusan London School of Public Relation.
Di luar negeri, bank emas sudah menjadi pilihan masyarakat mengelola investasi emas. Contohnya Maybank di Malaysia,Turkiye Bankas dan Kuveyt Turk di Turki, National Bank of Fujairah di Uni Emirat Arab, dan banyak lagi.