Jumat 18 Dec 2020 15:14 WIB

Kata 'Swab' Kena Autocorrect, Ayah Kira Putrinya Ditikam

Fitur autocorrect mengoreksi secara otomatis kata 'swabbed' menjadi 'stabbed'.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Reiny Dwinanda
Fitur autocorrect membuat kata swabbed terkirim sebagai stabbed.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Fitur autocorrect membuat kata swabbed terkirim sebagai stabbed.

REPUBLIKA.CO.ID, WISCONSIN -- Rasanya hampir kebanyakan pengguna ponsel cerdas pernah mengalami saat-saat memalukan ketika pesan teks singkat di aplikasi perpesanan terkoreksi secara otomatis. Akan menjadi peristiwa yang lucu jika kata-kata tersebut diubah menjadi kata yang membuat orang tertawa.

Namun, pengalaman akibat fitur autocorrect ini dirasakan berbeda oleh seorang gadis asal Wisconsin, Amerika Serikat. Gara-gara satu kata yang dikoreksi otomatis, ayahnya sampai memanggil polisi.

Baca Juga

Dilansir Times Now News, Kamis, (17/12), seorang gadis dari Wisconsin secara tidak sengaja mengirim pesan kepada ayahnya bahwa dia sedang "ditikam" (stabbed). Sang ayah panik dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang, Departemen Kepolisian Menasha di Wisconsin, untuk menyelamatkan anaknya.

Ayahnya memberi tahu polisi bahwa putrinya ditikam, mungkin oleh kekasih yang tinggal bersamanya. Namun, ketika polisi mendatangi kediamannya, dia sama sekali tidak luka sedikit pun.

Ternyata, pesan yang terkirim adalah suatu kekeliruan. Putrinya tidak ditikam. Sang putri sempat mengirim pesan singkat kepada ayahnya saat dia berada di klinik. Merasa tidak sehat, dia pun menjalani tes usap (swab test) Covid-19.

Tanpa disadarinya, ponselnya telah mengoreksi otomatis kata "swabbed" menjadi "stabbed" dalam pesan yang dia kirimkan kepada ayahnya.

"Dia mengatakan kalau ia baik-baik saja dan itu semua adalah kesalahpahaman," kata petugas polisi Menasha Nick Oleszak kepada Green Bay Press Gazette.

Perempuan itu baru menyadari kesalahan dalam pesan teks kepada ayahnya setelah melihat polisi berada di luar apartemennya.

"Kami merespons laporan ayahnya dengan sungguh-sungguh. Kami harus menanggapi seolah-olah nyawa seseorang dalam bahaya. Kami sangat berhati-hati. Anda harus menyelesaikannya sebaik mungkin dan bertindak sepantasnya, tetapi Kesalahpahaman seperti ini sangat jarang terjadi," kata Oleszak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement