Sabtu 19 Dec 2020 07:45 WIB

Kebakaran di Jakarta Pusat Alami Penurunan

Pada 2019 terjadi 275 kebakaran, sedangkan tahun ini hanya terjadi 151 kebakaran.

Petugas pemadam kebakaran mendinginkan sisa bangunan yang terbakar di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (8/12/2020). Sebanyak 12 unit mobil pemadam kebakaran dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar hunian di permukiman tersebut.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Petugas pemadam kebakaran mendinginkan sisa bangunan yang terbakar di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (8/12/2020). Sebanyak 12 unit mobil pemadam kebakaran dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat dikerahkan untuk memadamkan api yang membakar hunian di permukiman tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Penyelamatan Kebakaran dan Penanggulangan Jakarta Pusat, Asril Rizal mengatakan peristiwa kebakaran yang terjadi di Jakarta Pusat mengalami penurun pada 2020 dibandingkan dengan 2019.

"Berdasarkan data kami, terjadi penurunan. Jika pada 2019 itu mencapai 275. Nah pada 2020 sampai data terakhir pekan pertama Desember 2020 tercatat 151 kejadian, jadi terdapat penurunan cukup lumayan," kata Asril di Jakarta, Jumat (18/12).

Dari data yang dihimpun Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat ditemukan juga penyebab kebakaran paling banyak berasal dari listrik. "Sama seperti tahun sebelumnya, untuk penyebab kebakaran paling tinggi masih dari korsleting listrik. Pada 2019 tercatat ada 123 kejadian yang disebabkan oleh listrik, sementara pada 2020 tercatat ada 103 kebakaran yang disebabkan oleh listrik," kata Asril.

Selanjutnya ditemukan jumlah kebakaran di bangunan perumahan pada 2020 mengalami penurunan dengan persentase 60 persen. "Kalau pada 2019 bangunan perumahan itu merupakan objek yang paling banyak terbakar sebanyak 114 objek, pada 2020 justru mengalami penurunan sekitar 60 persen atau lebih tepatnya hanya 35 bangunan perumahan yang terbakar," ujar Asril.

Asril juga mengatakan titik kebakaran paling banyak ditemukan di kecamatan Tanah Abang sebanyak 36 kejadian. Namun jumlah itu masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan data 2019. Pada 2019 kondisi titik kebakaran juga paling banyak ditemukan di Tanah Abang dengan jumlah 82 titik.

"Meski mengalami penurunan, kita minta warga juga lebih waspada untuk mengantisipasi kebakaran. Hal-hal yang sekiranya bisa jadi pemicu seperti kondisi listrik, lalu pembakaran sampah, itu kalau bisa diperhatikan sehingga kebakaran bisa terhindar," kata Asril.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement