REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yalimo, Papua, hingga Jumat (18/12) malam WIT, sempat berlangsung ricuh. Hal itu akibat massa pendukung salah satu pasangan calon memaksa masuk ke aula DPRD Yalimo, tempat pelaksanaan rapat pleno.
Aksi massa berhasil diatasi 300 personel yang disiagakan untuk mengamankan pelaksanaan pleno. Namun, satu personel Polres Jayawijaya, yakni Briptu Alexander Noriwari, yang di-BKO ke Polres Yalimo terluka akibat dipanah massa. Kapolres Yalimo AKBP Rachmad, membenarkan sempat terjadi kericuhan akibat massa mencoba masuk ke tempat rapat pleno dilaksanakan.
Bahkan, kata dia, massa juga melepaskan anak panah hingga mengenai Briptu Alexander di bagian pantat dan yang bersangkutan sudah dievakuasi ke Wamena. "Sabtu pagi aktivitas masyarakat normal," ujar Rachmad saat dihubungi dari Kota Jayapura, Sabtu.
Dia menjelaskan, seusai rapat pleno seluruh anggota KPU dan Bawaslu dievakuasi ke Wamena guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Secara keseluruhan saat ini situasi kamtibmas di Elelim sudah kondusif dan aktivitas masyarakat berlangsung normal.
Rachmad menjelaskan, sekitar 300 personel, termasuk bawah kendali operasi (BKO) Brimob Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat, dikerahkan untuk mengamankan pleno KPU. Anggota Bawaslu Papua Jamaludin, mengakui, rapat pleno KPU Yalimo sempat ricuh namun rekapitulasi selesai dilaksanakan.
"Usai rapat pleno, kami langsung dievakuasi ke Wamena melalui jalan darat," kata Jamal yang saat ini mengaku berada di Wamena. Hasil rapat pleno KPU Yalimo, paslon Bupati Erdi Dabi-Jhon Wilil mendapatkan 47.881 suara, sedangkan paslon Lukius Peyon-Nahum Mabel memperoleh 43.067 suara.