Senin 21 Dec 2020 01:48 WIB

FIK UI Garap Program Lanting Jiwa untuk Keluarga ODGJ

Tujuan program Lanting Jiwa adalah agar keluarga bisa menjadi pengasuh utama ODGJ

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bekerjasama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat untuk memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan koping keluarga ODGJ di Kelurahan Tanah Sereal Kabupaten Bogor (disingkat dengan pelatihan Lanting Jiwa).
Foto: istimewa
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bekerjasama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat untuk memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan koping keluarga ODGJ di Kelurahan Tanah Sereal Kabupaten Bogor (disingkat dengan pelatihan Lanting Jiwa).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peran keluarga dalam mendampingi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sangat penting. Keluarga selain melakukan perawatan di rumah, juga perlu memberikan dukungan mental, ekonomi dan bantuan lainnya kepada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. 

Namun demikian, selama menjalankan peran ini, keluarga sering mengalami stres, kejenuhan, frustrasi karena harus menghadapi penyakit kronis yang berlangsung bertahun-tahun.  Untuk itu, keluarga perlu dibekali dengan ketrampilan bagaimana menghadapi situasi-situasi yang sulit selama merawat ODGJ.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) bekerjasama dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM UI) melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat untuk memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan koping keluarga ODGJ di Kelurahan Tanah Sereal Kabupaten Bogor (disingkat dengan pelatihan Lanting Jiwa).

Kegiatan ini dilaksanakan melalui dua kali pertemuan pada tanggal 22 dan 29 November 2020 yang diikuti oleh 19 keluarga ODGJ dan 14 kader kesehatan jiwa Keluarahan Tanah Sereal. Kader kesehatan jiwa dilibatkan untuk memberikan dukungan selama pelaksanaan serta memantau pelaksanaan di lapangan setelah pelatihan selesai diberikan. 

Ketua Tim Pengabdi yang juga pakar kejiwaan Herni Susanti mengatakan tujuan kegiatan adalah membantu keluarga menjalankan perannya sebagai pengasuh utama ODGJ. Sehingga pada akhirnya mampu menurunkan tingkat Expressed Emotion yaitu indikator yang sering digunakan profesional kesehatan jiwa untuk mengukur respon keluarga yang kurang mendukung terhadap anggota keluarganya yang mengalami gangguan kejiwaan. 

Ia mengatakan Keluarga ODGJ telah menjalankan tugas mulia, namun sering kali menghadapi beban selama melakukan perawatan, baik beban psikologis seperti merasakan cemas, sedih, marah, malu serta beban fisik seperti mengalami kelelahan, sakit fisik, dan pengeluaran ekonomi yang besar. "Kondisi ini perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan jiwa, supaya beban keluarga ini dapat lebih ringan, dan akhirnya mereka dapat melanjutkan peran perawatan lebih efektif," ucap dia. 

Pada kesempatan ini, keluarga juga dilatih untuk mengurangi reaksi kekesalan yang sering muncul saat memberikan perawatan pada ODGJ, yaitu dengan tehnik napas dalam dan metode pukul bantal.

Program kerjasama dengan masyarakat ini juga dihadiri oleh drg. Firy Triyanti, M.Kes sebagai Ketua Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bogor., drg. Masayu Rubianti, M.KM sebagai Kepala Puskesmas Tanah Sereal, Ners Made Suci, Sri Utami dan Era Alfera sebagai pelaksana Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Tanah Sereal  serta pejabat pemerintahan setempat.  

Saat pelatihan, keluarga dan kader berkumpul di empat titik untuk memudahkan penyampaian materi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Spesialis Keperawatan Jiwa FIK UI sebagai faslitator di lapangan, serta mahasiswa Magister Keperawatan Jiwa yang memberikan bantuan secara teknis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement