Rabu 23 Dec 2020 11:55 WIB

Prancis Buka Perbatasan dengan Inggris Usai Blokade Covid-19

Prancis membuka perbatasannya dengan syarat negatif Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
 Lorries diparkir di M20 dekat Folkestone, Kent, Inggris sebagai bagian dari Operation Stack setelah Port of Dover ditutup dan akses ke terminal Eurotunnel ditangguhkan menyusul pengumuman pemerintah Prancis, Senin, 21 Desember 2020. Prancis melarang semua perjalanan dari Inggris selama 48 jam dari Minggu tengah malam, termasuk truk yang membawa barang melalui terowongan di bawah Selat Inggris atau dari pelabuhan Dover di pantai selatan Inggris.
Foto: AP/Steve Parsons/PA
Lorries diparkir di M20 dekat Folkestone, Kent, Inggris sebagai bagian dari Operation Stack setelah Port of Dover ditutup dan akses ke terminal Eurotunnel ditangguhkan menyusul pengumuman pemerintah Prancis, Senin, 21 Desember 2020. Prancis melarang semua perjalanan dari Inggris selama 48 jam dari Minggu tengah malam, termasuk truk yang membawa barang melalui terowongan di bawah Selat Inggris atau dari pelabuhan Dover di pantai selatan Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Prancis akan membuka kembali perbatasannya untuk penumpang dari Inggris pada Rabu (23/12). Langkah itu mengakhiri blokade yang dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran varian virus corona baru.

Sebagian besar dunia menutup perbatasannya ke Inggris setelah varian virus corona yang bermutasi menyebar dengan cepat ke seluruh Inggris selatan. Kondisi itu membuat negara-negara Eropa dan lainnya menutup pintu untuk Inggris.

Baca Juga

Penutupan perbatasan itu berdampak pula terhadap laju logistik. Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, bergegas meminta Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk mencabut larangan pengiriman dari Inggris.

Pada Selasa (22/12) malam, kesepakatan dicapai dengan Paris untuk mengizinkan warga Prancis dan warga UE lainnya kembali ke rumah. Kondisi itu bisa terpenuhi asalkan mereka memiliki tes negatif dari Covid-19 kurang dari 72 jam.

Inggris mengatakan akan mulai melakukan tes di beberapa lokasi pada Rabu, tetapi memperingatkan bahwa prosesnya akan memakan waktu. “Kami akan memastikan bahwa besok kami di luar sana memberikan tes. Ini akan memakan waktu dua atau tiga hari untuk menyelesaikannya," ujar Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps.

Sebelumnya, Komisi Eropa menyarankan bahwa perjalanan yang tidak penting ke dan dari Inggris harus dilarang. Hanya saja, orang yang pulang ke rumah harus diizinkan melakukannya, asalkan mereka menjalani tes Covid-19 atau karantina selama 10 hari.

Tapi, pengaturan perbatasan diatur oleh kebijakan nasional, sehingga setiap negara UE dapat memiliki aturannya sendiri. Shapps mengatakan Prancis telah setuju untuk menerima hasil tes Covid-19 yang telah digunakan dalam program pengujian massal lainnya. Mereka biasanya memberikan hasil dalam satu jam.

Penemuan varian baru, hanya beberapa bulan sebelum vaksin diharapkan tersedia secara luas, menabur gelombang kepanikan baru dalam pandemi. Virus corona telah menewaskan sekitar 1,7 juta orang di seluruh dunia dan lebih dari 67.000 di Inggris.

Negara-negara di seluruh Eropa dan sekitarnya telah menangguhkan perjalanan dari Inggris sejak akhir pekan. Jerman memberlakukan larangan bagi pengunjung dari Inggris mulai Selasa (22/12) yang bisa tetap berlaku hingga 6 Januari. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement