Selasa 29 Dec 2020 11:19 WIB

Perayaan Tahun Baru Hanya Konvensi Baru Kalender Eropa

Sejarah Perayaan tahun baru 1 Januari.

Tahun baru
Foto: Antara
Tahun baru

REPUBLIKA.CO.ID, -- Benarkah perayaan tahun baru sepanjang sejarah dimulai pada 1 Januari? Bahkan, kemudian ada pertanyaan kapankan perayaan tahun baru pada 1 Januari dirayakan layaknya pesta?

Dalam sejarah, ternyata ada fakta yang menarik bahkan bertolak belakang. Yang jelas, perayaan 1 Januri sebagai tahun baru tak lebih dari sekadar konvensi di dunia Barat (Eropa) mulai awal tahun 153 SM.

Sejarah ini terungkap dalam tulisan "A History of the New Year" dari laman infoplease.com. Sejarahnya ternyata begini:

Perayaan tahun baru pada 1 Januari merupakan fenomena yang relatif baru. Rekaman paling awal dari perayaan tahun baru diyakini berada di Mesopotamia pada tahun 2.000 SM. Acara ini dirayakan sekitar waktu titik balik musim semi pada pertengahan Maret.

Berbagai tanggal lain yang terkait dengan musim juga digunakan oleh berbagai budaya kuno. Orang Mesir, Fenisia, dan Persia memulai tahun baru mereka dengan titik balik musim gugur dan orang Yunani merayakannya pada titik balik matahari musim dingin.

Kalender Romawi Awal

Tanggal 1 Maret semasa zaman Romawi Kuno ditetapkan sebagai tahun baru. Acuannya adalah pada sistem kalender yang menjadi hitungan harinya. Uniknya, kalender itu hanya memiliki sepuluh bulan yang awal tahunnya dimulai dengan bulan Maret.

Jejak perayaan tahun baru yang dimulai dengan bulan Maret itu masih tercermin pada beberapa nama bulan. September hingga Desember, bulan kesembilan hingga kedua belas, awalnya diposisikan sebagai bulan ketujuh hingga kesepuluh (septem adalah bahasa Latin untuk "tujuh", okto adalah "delapan", novem adalah "sembilan", dan decem adalah "sepuluh".

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement